Cabut Gelar Pangeran Andrew: Raja Charles Ambil Keputusan Drastis
Raja Charles III secara resmi cabut gelar Pangeran Andrew, langkah yang mengejutkan publik Inggris dan dunia. Keputusan ini diumumkan setelah pernyataan formal dari Istana Buckingham pada 30 Oktober 2025. Andrew kini akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor, tanpa gelar “Pangeran” maupun kehormatan kerajaan lainnya.
Tindakan drastis ini tidak lepas dari dorongan untuk menjaga reputasi monarki, menegaskan tanggung jawab moral, dan mencerminkan visi reformasi kerajaan di era Charles III. Berikut 3 alasan utama Raja Charles mencabut gelar Pangeran Andrew:
1. Skandal Seks dan Bayangan Jeffrey Epstein
Alasan paling mencolok di balik keputusan ini adalah bahwa reputasi kerajaan semakin terseret oleh skandal hubungan Andrew dengan mendiang Jeffrey Epstein, terpidana kejahatan seksual. Tuduhan baru-baru ini kembali mencuat lewat memoir Virginia Giuffre, yang menuduh bahwa ia pernah menjalani hubungan seks dengan Andrew saat masih remaja melalui perantaraan Epstein.
Meskipun Andrew menolak semua tuduhan, tekanan publik dan sorotan media terus meningkat. Sebelumnya, ia juga sudah kehilangan sejumlah kehormatan militer dan patronase kerajaan sejak 2022.
Pada akhirnya, cabut gelar Pangeran Andrew menjadi semacam pernyataan bahwa monarki tidak akan mentoleransi “beban moral” yang mengancam integritas institusi. Pihak istana menyatakan keputusannya sebagai dukungan kepada para korban pelecehan seksual.
2. Tekanan Publik dan Krisis Kepercayaan
Raja Charles III menghadapi tekanan publik dan politik internal yang semakin besar. Sentimen negatif terhadap Andrew semakin kuat, seiring sorotan media soal tuduhan Epstein dan tuduhan lainnya.
Berdasarkan laporan, sejumlah anggota parlemen dan warga meminta agar gelar Andrew dicabut sepenuhnya. Saat ini, Pangeran William — pewaris tahta — dilaporkan tidak puas hanya dengan pencabutan sebagian gelar dan berencana menolak kehadiran Andrew dalam sejumlah acara kerajaan saat ia menjadi raja.
Selain itu, pengusiran Andrew dari Royal Lodge — kediaman lamanya di Windsor — menjadi simbol bahwa monarki sekarang mengambil jarak tegas dari figur yang dianggap merugikan citra publik.
3. Reformasi Monarki Era “Charles Reform”
Langkah mencabut gelar Andrew bukan hanya soal hukuman moral, tetapi bagian dari strategi reformasi monarki ala Raja Charles III. Sejak naik takhta, Charles dikenal mendorong gagasan “monarki ramping” — fokus pada tugas publik dan pelayanan publik, bukan kemewahan dinasti.
Dengan menghapus gelar bangsawan Andrew, Charles ingin menunjukkan struktur kerajaan yang lebih transparan dan bertanggung jawab. Keputusan ini juga menjadi sinyal bahwa monarki tidak akan melindungi setiap anggota hanya karena garis keturunan, terutama jika reputasi dan stabilitas institusi terancam.
Menurut para pengamat kerajaan, tindakan Charles mencerminkan upaya pemulihan legitimasi monarki di mata publik — dengan memberi tahu bahwa monarki saat ini siap untuk “mengoreksi dirinya sendiri” demi menjaga kepercayaan rakyat.
Dampak dari Pencabutan Gelar
- Perubahan identitas: Andrew kini akan disebut Andrew Mountbatten Windsor, tanpa gelar kerajaan.
- Keluarnya dari Windsor: Andy diperintahkan meninggalkan Royal Lodge dan mencari hunian alternatif, meskipun ia sempat mengontrak properti tersebut jangka panjang.
- Sikap korban dihargai: Istana menegaskan bahwa keputusan ini sebagai bentuk empati kepada korban dan penyintas pelecehan.
- Masa depan monarki: Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat monarki konstitusional di era modern, menjaga relevansi di tengah kritik publik dan global.
Keputusan Raja Charles III cabut gelar Pangeran Andrew adalah momen bersejarah bagi monarki Inggris. Tindakan ini mencerminkan ketegasan moral terhadap skandal masa lalu, tekanan publik yang tak bisa diabaikan, dan komitmen reformasi kerajaan. Di tengah gejolak reputasi, langkah ini mungkin sekaligus menjadi titik balik bagi Kerajaan Inggris dalam memperkuat citra dan kredibilitasnya sebagai institusi publik yang serius.
