Ketergantungan Teknologi pada HP Bisa Ungkap Status Ekonomi, Kata Video Viral
Ketergantungan teknologi — terutama kebiasaan terus-menerus menggunakan ponsel — kini dianggap sebagai indikator status ekonomi oleh seorang wanita bernama Jamie dalam unggahan Instagram yang viral. Menurut dia, pola penggunaan ponsel bisa mencerminkan apakah seseorang hidup dalam kemewahan atau justru sedang berjuang dari tekanan finansial.

Jamie menjelaskan bahwa banyak orang yang kecanduan dopamin dari scroll tanpa henti, sebuah perilaku yang sering disebut sebagai doomscrolling. Ia mengaitkan kebiasaan ini dengan orang-orang yang kelelahan karena bekerja keras dan tidak memiliki banyak kemewahan dalam hidup.
“Orang yang berpenghasilan lebih banyak … Anda tidak melihat mereka atau anak-anak mereka sebagai anak-anak iPad,” ujar Jamie, seperti dikutip oleh NY Post.
Bagi Jamie, justru orang kaya tidak terlalu bergantung pada layar: anak-anak mereka lebih sering diajak bermain dan beraktivitas di dunia nyata, bukan hanya menghabiskan waktu dengan gadget.

5 Indikator Ketergantungan Teknologi yang Bisa Menunjukkan Kondisi Ekonomi

-
Doomscrolling Berlebihan
Mereka yang terus-menerus menggulir berita negatif atau media sosial di waktu senggang cenderung terjebak dalam doomscrolling. Jamie menyebutkan bahwa kebiasaan ini sering dihubungkan dengan kelelahan mental dan stres karena beban pekerjaan atau masalah hidup. - Kebutuhan ‘Istirahat’ Mental Lewat Layar
Bagi sebagian orang, membuka ponsel bukan sekadar hiburan, melainkan cara untuk “melarikan diri” dari tekanan. Jamie menyebut, orang yang terlalu bekerja dan stres cenderung butuh waktu istirahat mental melalui scroll ponsel. -
Kurangnya Aktivitas Fisik di Luar Ruang
Jamie menilai bahwa orang kaya lebih mengutamakan kegiatan bersama di dunia nyata, seperti olahraga, berbicara, atau melakukan aktivitas fisik. Sebaliknya, mereka yang terlalu bergantung teknologi cenderung “anak iPad” yang menghabiskan waktu di dalam rumah. -
Konsumsi Teknologi Sebelum Tidur
Kebiasaan menggunakan ponsel sebelum tidur bisa jadi pertanda ketergantungan. Studi menunjukkan itu berdampak negatif pada kualitas tidur. Selain itu, paparan layar di malam hari dapat memperlambat produksi hormon melatonin, yang penting untuk ritme tidur sehat. -
Efek Negatif pada Kesehatan Mental dan Fisik
Ketergantungan teknologi melalui doomscrolling bisa meningkatkan kecemasan, stres, hingga depresi. Adapun dampak fisiknya mencakup kelelahan, gangguan tidur kronis, serta risiko gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan sistem kekebalan melemah.
Mengapa Ketergantungan Teknologi Menjadi Isyarat Status Sosial?

Menurut pandangan Jamie, semakin tinggi ketergantungan seseorang pada ponsel sebagai alat pelarian atau hiburan, semakin mungkin orang itu tidak berada di puncak kemapanan finansial. Alasannya:
- Mereka mungkin bekerja keras hanya untuk bertahan, sehingga kurang punya waktu atau energi untuk “relaksasi mewah” seperti liburan, pengalaman sosial, atau aktivitas fisik berkualitas.
- Ketergantungan teknologi bisa menjadi kompensasi mental dari tekanan hidup sehari-hari — sesuatu yang mungkin kurang dialami oleh orang dengan stabilitas finansial.
- Anak-anak dari keluarga lebih affluent cenderung mendapat lebih banyak akses ke pengalaman non-digital daripada hanya diberikan gadget untuk mengisi waktu.
Risiko Kesehatan dari Ketergantungan Teknologi
Pakar kesehatan menyoroti bahaya doomscrolling dan ketergantungan teknologi:
- Gangguan tidur: Sebuah studi di Norwegia melibatkan lebih dari 45.000 orang menemukan bahwa penggunaan layar sebelum tidur dapat menaikkan risiko insomnia hingga 59%. Setiap jam menggunakan ponsel di tempat tidur rata-rata mengurangi durasi tidur 24 menit.
- Kesehatan mental: Konsumsi konten negatif terus-menerus bisa memperparah kecemasan dan perasaan depresi.
- Efek fisik: Stres berkepanjangan dari doomscrolling bisa menimbulkan kelelahan, ketegangan otot, hingga gangguan sistem imun.
Cara Mengurangi Ketergantungan Teknologi dan Doomscrolling
Agar ketergantungan teknologi tidak menguasai hidup dan kesehatan, para ahli memberikan beberapa strategi:
- Batasi Waktu Layar
Atur pengingat atau alarm agar Anda hanya menggunakan ponsel dalam durasi tertentu setiap hari. - Buat Rutinitas Sebelum Tidur Tanpa Gawai
Usahakan untuk mematikan layar minimal 30–60 menit sebelum tidur. Ganti dengan aktivitas menenangkan seperti membaca buku fisik atau mandi hangat. - Konsumsi Konten Lebih Positif
Ikuti akun media sosial yang menyebarkan inspirasi, edukasi, dan kebahagiaan daripada hanya berita negatif. - Latihan Mindfulness
Sebelum mulai scroll, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini benar-benar penting?” Jika tidak, hentikan dan alihkan perhatian ke hal lain yang lebih produktif. - Detoks Digital
Sisihkan waktu untuk jeda dari media sosial, gunakan teknik digital detox, atau aktifkan mode malam (night mode) pada perangkat Anda untuk mengurangi stimulasi.
Ketergantungan teknologi melalui ponsel — terutama kebiasaan doomscrolling — tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik, tetapi menurut beberapa orang bisa jadi sinyal kondisi ekonomi seseorang. Menurut Jamie, mereka yang lebih kaya cenderung tidak mengandalkan ponsel sebagai pelarian karena punya lebih banyak pilihan hiburan dan kegiatan dunia nyata. Namun, bagi banyak orang, scrolling tanpa henti menjadi rutinitas lepas dari tekanan hidup.
Mengurangi ketergantungan teknologi bukan hanya soal berhenti scroll, tetapi juga tentang membangun kebiasaan sehat agar ponsel kembali menjadi alat, bukan pelarian. Dengan batasan waktu, kesadaran, dan perubahan rutinitas, kita bisa lebih mengendalikan hubungan kita dengan dunia digital — dan menjaga kesehatan mental serta fisik tetap baik.
