Knife crime London jadi sorotan sejak remaja 14 tahun tewas ditikam di dalam bus

Knife crime London: Wabah kekerasan remaja yang mengerikan
Knife crime London kembali mencuat setelah dua remaja dijatuhi hukuman penjara seumur hidup (minimum 15 tahun dan 110 hari) atas penikaman brutal seorang remaja berusia 14 tahun di dalam sebuah bus di Woolwich pada 7 Januari 2025.
1. Kronologi Insiden Penikaman

Pada siang hari, sekitar pukul 14.30 waktu London, korban Kelyan Bokassa sedang duduk di dek atas bus rute 472 menuju Abbey Wood. Tanpa peringatan, dua remaja yang naik bus secara sengaja menuju korban, lalu dengan tenang mengeluarkan parang dan menyerangnya secara tiba-tiba. Korban ditikam 27 kali dalam tempo hanya 14 detik oleh pelaku sambil tersenyum—semua terdokumentasi melalui CCTV. Ia sempat memohon pertolongan dan mengatakan “I want my mum” sebelum terjatuh akibat putusnya arteri femoral dan mengalami pendarahan hebat.
2. Terdakwa dan Hukuman

Terdakwa adalah dua remaja, usia masing-masing 15 dan 16 tahun, yang saat persidangan divonis penjara seumur hidup dengan masa minimal penahanan 15 tahun 10 bulan (atau 15 tahun 110 hari) sebelum boleh dipertimbangkan untuk menerima parole (pembebasan bersyarat). Mereka telah mengaku bersalah atas pembunuhan dan kepemilikan senjata tajam pada bulan Mei 2025.
3. Dampak Psikologis dan Latar Pelaku
Hakim Mark Lucraft menekankan bahwa satu terdakwa adalah korban eksploitasi kriminal sejak usia dini, memiliki riwayat trauma. Sedangkan yang lain mengalami eksploitasi oleh geng semenjak usia 12 tahun dan mempunyai kebutuhan perkembangan yang tidak terdiagnosis. Pernyataan ini menunjukkan betapa kompleksnya latar belakang kekerasan yang menjadi pemicu peningkatan knife crime london tersebut.
4. Suara Ibu Korban dan Upaya Kesadaran Publik


Marie (atau Mary) Bokassa, ibu Kelyan, menyampaikan pernyataan mengharukan di depan publik. Ia bertanya, “Bagaimana anak-anak bisa bertindak seperti ini?” dan menyampaikan pesannya untuk generasi muda agar menghentikan budaya membawa pisau: “Tolong kalian pikirkan ibu kalian sebelum mengangkat bilah…”. Ia juga menyoroti kegagalan sistem untuk melindungi anak-anak yang sudah tereksploitasi, termasuk Kelyan sendiri yang pernah berada dalam perawatan sosial dan diklaim telah digroom (dibujuk, dimanipulasi, dan dilatih) oleh geng sejak usia enam tahun.
5. Tren Knife Crime di London: Angka & Kekhawatiran Publik
Kematian Kelyan menjadi korban tewas remaja pertama di London pada 2025. Tahun sebelumnya (2024), tercatat 10 remaja tewas ditikam, sementara 18 remaja tewas pada 2023, berdasarkan data dari Metropolitan Police. Penyidik dari Met Police, Detective Chief Inspector Sarah Lee, menyatakan bahwa kekerasan lebih banyak menimpa remaja kulit hitam, dan menekankan perlunya intervensi dari pemerintah dan pembuat kebijakan agar knife crime London dapat ditanggulangi secara menyeluruh.
Dampak Sosial & Respon Komunitas
-
Publik dan Organisasi Anti-Kekerasan: Lembaga seperti Project Lifeline menyatakan bahwa jika ada dukungan relokasi atau perlindungan bagi anak-anak yang berisiko tinggi, tragedi seperti ini mungkin bisa dihindari. Greenwich Council didesak untuk meningkatkan tindakan preventif.
-
Pengawasan Publik: Banyak yang menyoroti bahwa ini bukan hanya soal tindakan kriminal, tapi juga kegagalan sistem—mulai dari pelabelan dini oleh pihak otoritas, minimnya dukungan kepada keluarga dan remaja yang rentan, hingga absennya intervensi saat pola-pola kekerasan sudah tampak.
-
Kampanye Kesadaran: Ibu korban terus menyerukan supaya pemerintah dan masyarakat bertindak segera agar kehilangan nyawa lagi tidak terjadi sia-sia.
Kenapa knife crime London tetap menjadi masalah serius?
- Akses senjata tajam mudah di area jalanan, meskipun sudah ada larangan ketat.
- Grooming dan eksploitasi terhadap anak, membuat mereka menjadi pelaku maupun korban sejak kecil.
- Ketimpangan sosial dan peluang pendidikan rendah, memperparah keterlibatan remaja dalam geng.
- Simbol kekuasaan geng: pisau digunakan sebagai legitimasi atau identitas di antara kelompok remaja jalanan dan memicu peningkatan knife crime london.
Langkah Preventif yang Direkomendasikan
1. Intervensi Dini
Identifikasi remaja yang berada pada risiko tinggi—terutama yang sudah pernah berada di perawatan sosial, memiliki latar eksploitasi, atau tanda-tanda penyalahgunaan geng.
2. Relokasi dan Perlindungan
Pemberian opsi relokasi aman atau akses ke shelter aman bagi mereka yang rentan terkena grooming geng.
3. Edukasi dan Konseling
Program pendidikan anti-knife crime di sekolah dan komunitas, serta layanan konseling trauma untuk anak-anak dan keluarga yang terdampak.
4. Penegakan Lebih Ketat
Patroli publik yang konsisten, pengawasan terhadap kepemilikan senjata, serta penegakan hukum yang tegas terhadap perdagangan senjata gelap.
Kesimpulan
Kasus knife crime London yang menimpa Kelyan Bokassa adalah contoh tragis dari kekerasan remaja yang sudah terlalu sering terjadi—namun kali ini, dampaknya menyentuh banyak pihak. Serangan brutal ini tak hanya merenggut satu nyawa muda, tapi juga merobek komunitas, menyulut kegelisahan publik, dan membuka panggilan keras bagi perubahan sistemik. Sentimen ibu korban dan tuntutan lembaga anti-knife crime menyampaikan pesan kuat: tanpa tindakan segera dan sistem perlindungan anak yang efektif, tragedi seperti ini dapat berulang.