Ekspor senjata Jerman ke Israel kembali menjadi sorotan global setelah pemerintah Jerman resmi mencabut pembatasan yang diberlakukan sejak Agustus 2025. Keputusan ini menandai perubahan kebijakan signifikan, terutama setelah Berlin sempat membekukan seluruh izin baru di tengah tekanan internasional dan situasi kemanusiaan di Gaza. Dengan berakhirnya pembatasan pada November 2025, Jerman kembali ke mekanisme persetujuan senjata berbasis case-by-case yang sudah lama menjadi standar nasionalnya.
Keputusan ini diumumkan oleh juru bicara pemerintah, Stefan Kornelius, yang menjelaskan bahwa perubahan kebijakan dilakukan seiring stabilnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Selain itu, Berlin menilai bahwa situasi politik regional saat ini memberi ruang untuk kembali membuka ekspor dengan penilaian ketat, tanpa memberikan izin massal seperti sebelumnya.

1. Ekspor Senjata Jerman ke Israel Resmi Dibuka Kembali
Pemerintah Jerman menegaskan bahwa ekspor senjata Jerman ke Israel tidak lagi berada dalam status pembekuan total. Ini berarti semua permohonan baru akan diproses kembali, meski tetap melalui kajian detail mengenai potensi penggunaannya dalam konflik di Gaza.
Sebelumnya, dari 8 Agustus hingga pertengahan September 2025, Jerman tidak menyetujui satu pun izin ekspor senjata, termasuk komponen dasar seperti mesin tank produksi Renk. Pembatasan tersebut lebih luas dari yang diumumkan publik, yang awalnya hanya menyasar perangkat “yang jelas dapat digunakan dalam operasi militer di Gaza.”
2. Gencatan Senjata Jadi Faktor Penentu Keputusan Berlin
Gencatan senjata yang mulai stabil pada Oktober 2025 menjadi faktor utama pencabutan pembatasan ekspor. Berlin menilai bahwa situasi keamanan yang relatif tenang, termasuk turunnya intensitas serangan dan meningkatnya akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, memungkinkan kembalinya kebijakan ekspor normal.
Stefan Kornelius menyatakan bahwa pemerintah tetap akan mengawasi perkembangan lapangan dan tidak ragu memberlakukan pembatasan ulang apabila konflik meningkat atau terjadi pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
3. Ekspor Senjata Jerman ke Israel Kini Gunakan Sistem Case-by-Case
Dengan pembatasan dicabut, ekspor senjata Jerman ke Israel kembali mengikuti prosedur penilaian individual. Setiap aplikasi ekspor akan diperiksa berdasarkan:
- potensi kontribusi terhadap eskalasi konflik,
- kesesuaian dengan hukum Uni Eropa dan hukum internasional,
- dampaknya terhadap warga sipil,
- dan stabilitas regional.
Model ini sudah digunakan sebelum 2025, namun sempat ditangguhkan selama tiga bulan akibat tekanan politik dan kemanusiaan.
4. Komponen Tank dan Teknologi Militer Diduga Jadi Prioritas
Salah satu jenis ekspor senjata Jerman ke Israel yang kemungkinan kembali disetujui adalah komponen mesin untuk tank Merkava, yang diproduksi oleh perusahaan Jerman Renk. Selama pembekuan, Renk bahkan mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian produksi ke AS akibat ketidakpastian politik di Berlin.
Selain mesin tank, komponen optik, sensor, dan teknologi pertahanan canggih diperkirakan menjadi bagian dari daftar ekspor yang akan kembali dinilai.
5. Reaksi Israel: Sambutan Positif dan Dorongan untuk Negara Eropa Lain
Pemerintah Israel menyambut baik keputusan ini. Menteri Luar Negeri Israel menyatakan bahwa langkah Jerman adalah “langkah positif terhadap stabilitas keamanan kawasan” dan meminta negara Eropa lain untuk mengadopsi pendekatan serupa.
Israel berpendapat bahwa akses terhadap suku cadang dan teknologi pertahanan Jerman penting untuk memodernisasi sistem keamanannya setelah serangan besar Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan menyebabkan ratusan sandera.
6. Kritik dari Aktivis HAM dan Kelompok Advokasi
Meskipun pemerintah Israel merespons positif, berbagai organisasi HAM menyampaikan kekhawatiran. Kelompok seperti ECCHR menilai bahwa pencabutan pembatasan ekspor berpotensi berkontribusi pada pelanggaran hukum kemanusiaan jika senjata digunakan dalam operasi yang menyasar wilayah sipil.
Mereka menuntut agar pemerintah Jerman memastikan setiap izin benar-benar melalui pemeriksaan mendalam dan transparan. Aktivis HAM juga menyoroti bahwa gencatan senjata masih rapuh, dan potensi pecahnya kembali konflik tetap tinggi.
7. Konteks Politik Domestik Jerman: Tekanan Publik dan Perubahan Kebijakan
Kanselir Friedrich Merz mempertahankan bahwa kebijakan baru ini merupakan keseimbangan antara kepentingan strategis Jerman dan kewajiban moral terhadap kemanusiaan. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah menghadapi tekanan dari:
- industri pertahanan yang menuntut kepastian regulasi,
- oposisi politik yang menilai pembekuan merugikan sektor industri,
- serta kelompok HAM yang meminta moratorium total.
Pencabutan pembatasan menjadi kompromi yang menjaga hubungan dekat dengan Israel sekaligus mempertahankan mekanisme kontrol ekspor yang ketat.
Dampaknya terhadap Kebijakan Eropa dan Kondisi Regional
Dengan Jerman sebagai salah satu pemasok utama komponen pertahanan bagi Israel di Eropa, keputusan ini diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan negara-negara Eropa lain. Prancis dan Polandia, yang kini tengah meningkatkan postur militer mereka, kemungkinan akan meninjau ulang kebijakan ekspor masing-masing untuk menyesuaikan dinamika regional.
Di sisi lain, bagi Gaza, stabilnya gencatan senjata memberi ruang bagi peningkatan distribusi bantuan kemanusiaan. Berlin menyatakan akan tetap menyalurkan bantuan besar-besaran sembari menjaga hubungan strategis dengan Israel.
Pencabutan pembatasan dan dibukanya kembali ekspor senjata Jerman ke Israel menandai titik balik penting dalam kebijakan luar negeri Jerman pada 2025. Meski keputusan ini menimbulkan pro dan kontra, Berlin berkomitmen untuk menjalankan proses perizinan dengan ketat, sejalan dengan situasi keamanan dan hukum internasional.
Keputusan ekspor senjata Jerman ke Israel ini juga memperlihatkan bagaimana Jerman berusaha menyeimbangkan tanggung jawab moral terhadap kemanusiaan di Gaza dengan hubungan strategisnya terhadap Israel—sebuah dilema yang kemungkinan terus berlanjut dalam waktu dekat.
https://youtu.be/qVWQycZhceg?si=uskwRDDdadK_Wl6s
