Lelang Frekuensi 1,4 GHz dimulai: Dorong Internet 100 Mbps bagi Masyarakat
Lelang Frekuensi 1,4 GHz resmi dibuka pada 29 Juli 2025, menjadi langkah strategis dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memperluas akses internet tetap cepat dan murah. Frekuensi ini dirancang mendukung layanan Broadband Wireless Access (BWA) dengan target kecepatan hingga 100 Mbps dengan biaya sekitar Rp 100.000–150.000 per bulan.
Sistem Seleksi & Zona Wilayah Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Komdigi membagi spektrum 80 MHz (rentang 1432–1512 MHz) ke dalam tiga regional besar, masing-masing terdiri dari beberapa zona layanan:
-
Regional I: Sumatera dan Kepulauan Riau
-
Regional II: Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi
-
Regional III: Kalimantan dan Papua
Setiap penyelenggara telekomunikasi wajib ikut seleksi untuk ketiga regional dan berkesempatan memenangkan satu atau lebih blok regional jika memenuhi syarat.
Mekanisme e‑Auction & Tahapan Pendaftaran
Seleksi Lelang Frekuensi 1,4 GHz menggunakan sistem e‑Auction secara digital. Prosedur pendaftarannya sebagai berikut:
-
28 Juli – 11 Agustus 2025: peserta mempersiapkan dokumen, mengisi formulir, dan mengajukan akun e‑Auction.
-
11–13 Agustus 2025: pengambilan akun dan dokumen seleksi di Jakarta Pusat.
-
11–20 Agustus 2025: peserta mengunduh dokumen, mengajukan bid bond, serta proposal teknis secara daring.
Evaluasi dilakukan berdasarkan evaluasi administrasi dan komitmen pengembangan jaringan dalam proposal teknis.
Persyaratan Peserta Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Komdigi menetapkan sekumpulan persyaratan administratif yang ketat bagi peserta:
-
Memiliki izin usaha KBLI 61100 (jaringan tetap lokal berbasis fiber optik)
-
NIB KBLI 61200 untuk BWA sebagai proyek utama
-
Izin ISP KBLI 61921
-
Tidak dalam proses kepailitan, tidak punya afiliasi dengan peserta lain
-
Menyertakan formulir permohonan, bid bond, serta proposal teknis
-
Proposal teknis wajib memuat target cakupan rumah tangga minimal dan kecepatan layanan hingga 100 Mbps selama lima tahun ke depan
Strategi Komdigi Prioritaskan Frekuensi 1,4 GHz
Komdigi memilih memprioritaskan lelang Frekuensi 1,4 GHz di atas spektrum lain seperti 700 MHz, 2,6 GHz, hingga 26 GHz karena menilai BWA lebih efektif menyediakan internet tetap murah dan cepat di daerah blankspot. Menurut Wayan Toni Supriyanto, spektrum ini lebih cepat diimplementasikan tanpa perlu pembangunan fisik kabel fiber optik .
Dampak Peluang & Tantangan di Industri
Potensi Harga Murah & Cakupan Luas
Jika dimanfaatkan optimal, Lelang Frekuensi 1,4 GHz akan mendorong penetrasi internet tetap hingga 21–25 % rumah tangga, meningkatkan jangkauan layanan di sekolah, puskesmas, kantor desa, maupun hunian di luar jangkauan fiber.
Hambatan Ekosistem dan Risiko Investasi
Sejarah kegagalan BWA di Indonesia (seperti Bolt dan Internux) menunjukkan bahwa ekosistem perangkat, kesiapan vendor, dan koordinasi lintas wilayah masih menjadi tantangan. Beberapa pengamat menyoroti risiko bahwa spektrum 1,4 GHz belum banyak didukung perangkat global, sehingga rollout bisa tertunda.
Siapa Berminat & Prospek Bisnis
Beberapa operator, seperti PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge, dilaporkan sudah menyatakan minat ikut serta dalam lelang ini. Analis dari Ciptadana memperkirakan biaya modal yang disiapkan sekitar Rp 800 miliar per blok regional, plus jaminan awal yang dua kali lipat dari harga penawaran minimum.
Strategi WIFI yang mengadopsi teknologi 5G FWA berbasis Open RAN, serta kolaborasi dengan vendor besar dan dukungan stakeholder, dipandang memperkuat posisinya memenangkan seleksi.
Kesimpulan
Lelang Frekuensi 1,4 GHz adalah inisiatif kunci Komdigi dalam mewujudkan internet tetap 100 Mbps murah dan merata di seluruh Indonesia. Melalui sistem e‑Auction yang transparan, regulasi ketat, dan fokus pada kecepatan layanan BWA, pemerintah berharap segera mempersempit digital gap nasional. Namun tantangan ekosistem teknis, kesiapan perangkat, dan strategi operator menjadi faktor kritikal untuk kesuksesan program ini.