Bahaya Matcha di Ujung Rutinitas: Wanita 28 Tahun Dilarikan ke Rumah Sakit
Bahaya matcha – Seorang wanita dari Maryland, Amerika Serikat bernama Lynn Shazeen (28), harus dirawat di rumah sakit setelah rutin mengonsumsi matcha selama beberapa bulan. Kasus ini mengungkap sisi gelap dari apa yang selama ini dianggap sebagai minuman super sehat.

Kronologi Kasus & Gejala Bahaya Matcha
Mulai Mei 2025, Shazeen mulai mengonsumsi matcha secara rutin sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Ia menyukai matcha karena kandungan antioksidannya dan kafein yang lebih rendah dibanding kopi.
Awal-awal ia minum matcha latte kira-kira dua kali seminggu. Namun pada Juli, muncul keluhan seperti:
- mudah kelelahan (fatigue)
- rasa gatal (itchiness)
- sering merasa dingin
Merasa gejalanya memburuk, Shazeen kemudian melakukan pemeriksaan darah. Hasilnya, ia mengalami anemia berat, yang diperparah oleh konsumsi matcha rutin.
Bagaimana Matcha Berkontribusi pada Kondisi Anemia
Beberapa ahli menjelaskan bahaya matcha terkait kemampuan matcha untuk mengganggu penyerapan zat besi tubuh:
- Matcha mengandung polifenol dan katekin yang bisa “mengikat” zat besi non-heme di usus dan menghalangi penyerapannya.
- Konsumsi matcha berdekatan dengan waktu makan meningkatkan risiko penurunan kadar zat besi karena zat besi dari makanan sulit diserap.
- Pada kasus Shazeen, sebelumnya sudah ada riwayat anemia, sehingga efek dari matcha lebih cepat terlihat.
Dampak & Gejala Klinis Bahaya Matcha
Gejala yang muncul akibat bahaya matcha pada Shazeen meliputi:
- kelelahan ekstrem
- kulit terasa gatal
- tangan dan kaki sering kedinginan
- dalam kasus lebih parah bisa timbul sesak napas, jantung berdebar, pusing atau nyeri dada
Penanganan & Pemulihan
Setelah diagnosis, Shazeen mendapatkan perawatan sebagai berikut:
- Infus zat besi dan suplemen zat besi oral yang dibarengi vitamin C untuk memperbaiki penyerapan.
- Menghentikan konsumsi matcha sama sekali sejak hasil pemeriksaan.
- Beralih ke teh biasa sebagai minuman alternatif.
- Mengatur pola makan dengan sumber zat besi dan vitamin C agar tubuh bisa pulih dan gejala seperti gatal serta kelelahan berkurang.
Siapa yang Lebih Rentan Mengalami Bahaya Matcha?
Beberapa kelompok yang sebaiknya lebih berhati-hati terhadap bahaya matcha:
- Orang yang sudah menderita anemia atau memiliki riwayat rendah zat besi
- Vegetarian dan vegan, karena mayoritas zat besi yang mereka konsumsi berbentuk non-heme, yang lebih sensitif terhadap penghambatan oleh senyawa dalam matcha.
- Wanita hamil atau mendekati menopause, remaja, atau orang yang memiliki diet terbatas.
Cara Aman Mengonsumsi Matcha Menurut Ahli
Untuk tetap menikmati matcha tanpa menderita bahaya matcha, para pakar memberikan beberapa saran:
- Minum matcha di sela waktu makan, bukan bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi.
- Konsumsi vitamin C bersamaan atau setelah makan bisa membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik.
- Batasi frekuensi ke satu atau dua kali per minggu terutama jika Anda sedang dalam kondisi rentan anemia.
- Perhatikan tanda-tanda tubuh seperti pusing, lemah, gatal, dan kunjungi dokter bila mengalami gejala tersebut.
Kesimpulan
Bahaya matcha adalah nyata jika konsumsi tidak diperhatikan, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah zat besi dalam tubuh. Kasus Lynn Shazeen adalah peringatan bahwa apa yang dianggap sebagai kebiasaan sehat bisa berubah menjadi risiko jika tidak disertai pemahaman yang cukup.
Dalam beberapa tahun terakhir, matcha menjadi bagian dari gaya hidup modern. Banyak kafe menyajikan matcha latte, es matcha, hingga dessert berbahan dasar matcha. Media sosial juga ikut mendorong tren ini dengan menampilkan matcha sebagai “superfood” yang menyehatkan. Namun, kasus Shazeen menunjukkan bahwa tren ini tidak selalu aman bila dikonsumsi tanpa memperhatikan kondisi tubuh.
Bahaya matcha sering kali terabaikan karena masyarakat lebih fokus pada manfaatnya, seperti antioksidan dan kemampuan meningkatkan konsentrasi. Padahal, tidak semua orang memiliki kebutuhan zat besi yang sama. Konsumsi matcha berlebihan, terutama tanpa kombinasi makanan bergizi, bisa memperburuk risiko anemia.
Para ahli gizi menekankan pentingnya kesadaran konsumen untuk menyeimbangkan pola makan. Matcha boleh tetap dinikmati, tetapi dengan porsi dan waktu yang tepat agar tubuh tetap sehat tanpa harus menghadapi dampak negatif yang berbahaya.
Meski matcha punya manfaat seperti antioksidan dan rendah kafein, konsumsinya harus seimbang agar tidak menimbulkan efek samping seperti anemia. Dengan mengikuti panduan konsumsi aman, risiko bisa diminimalisir.