Gencatan Senjata Israel-Hamas Disepakati
Gencatan senjata Israel-Hamas secara resmi diumumkan pada 9 Oktober 2025 usai negosiasi intensif di Mesir, membuka jalan untuk pertukaran sandera dan penarikan pasukan. Kesepakatan ini menandai langkah awal dalam upaya meredakan konflik dua tahun yang telah menimbulkan korban besar di Gaza dan Israel.
Meski demikian, kesepakatan ini belum memberi jaminan perdamaian abadi. Beberapa poin strategis masih tertunda pembahasanātermasuk kontrol pasca perang atas Gaza, pelucutan senjata Hamas, serta penarikan penuh pasukan Israel.
Berikut lima poin kunci yang disepakati sebagai bagian dari gencatan senjata Israel-Hamas:
1. Pertukaran Sandera dan Tahanan
Salah satu inti dari gencatan senjata Israel-Hamas adalah pertukaran sandera. Hamas akan membebaskan 20 warga Israel yang diyakini masih hidup dalam waktu 72 jam sejak penarikan pasukan Israel dilaksanakan. Sebaliknya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina, terutama perempuan, anak-anak, dan tahanan administratif.
Negosiasi ini mencakup pula pemulangan jenazah 28 sandera yang tewas, secara bertahap sesuai prosedur.
2. Penarikan Pasukan Israel ke Garis Kesepakatan
Sebagai bagian dari gencatan senjata Israel-Hamas, Israel setuju untuk menarik sebagian pasukannya dari wilayah Gaza ke garis perbatasan yang disepakati. Namun, penarikan penuh belum disepakati dan tetap menjadi bahan perdebatan.
Langkah ini memungkinkan pembukaan akses kemanusiaan dan lalu lintas barang maupun orang, terutama melalui jalur perbatasan dengan Mesir.
3. Pembukaan Akses Bantuan Kemanusiaan
Gencatan senjata Israel-Hamas mencakup komitmen untuk memperluas akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Termasuk di dalamnya adalah pembukaan pos perbatasan kunci (termasuk Rafah) dan jaminan agar bahan pokok, obat-obatan, serta layanan medis dapat disalurkan.
Komunitas internasional, termasuk PBB, siap meningkatkan dukungan dana dan infrastruktur guna memperbaiki kondisi Gaza yang hancur akibat perang berkepanjangan.
4. Mekanisme Pemindahan Pemerintahan Sementara
Salah satu aspek yang masih menjadi perdebatan adalah soal siapa yang akan mengelola Gaza pasca konflik. Dalam rencana gencatan senjata Israel-Hamas, Hamas menolak pelucutan seluruh kekuasaannya tanpa kepastian pembentukan negara Palestina.
Donald Trump menyebut bahwa pemerintahan sementara di Gaza akan dijalankan oleh ākomite teknokrat apolitisā yang nantinya menyerahkan kekuasaan kepada Otoritas Palestina (PA). Namun, Netanyahu tampak menolak keterlibatan PA dalam administrasi Gaza.
5. Disarmament (Pelucutan Senjata Hamas)
Poin paling sensitif dalam gencatan senjata Israel-Hamas adalah tuntutan agar Hamas melucuti persenjataannya. Israel menegaskan bahwa tanpa pelucutan senjata kelompok militan, konflik dapat kembali meletus.
Hamas sejauh ini bersikeras bahwa pelucutan senjata hanya akan dilakukan jika negara Palestina independen terbentuk dan jaminan keamanan terpenuhi.
Reaksi Global dan Tantangan ke Depan
Dunia merespons gencatan senjata Israel-Hamas ini dengan optimisme hati-hati. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa penderitaan Gaza harus segera dihentikan dan menyatakan dukungan PBB terhadap implementasi kesepakatan.
Beberapa negara seperti Inggris dan Australia menyebut ini sebagai ālangkah sangat dibutuhkan menuju perdamaianā. Namun, pejabat kanan Israel dari partai sayap kanan sudah menyuarakan penentangan terhadap pelepasan tahanan Palestina yang mereka anggap āterorisā.
Sementara itu, keluarga sandera Israel menyambut baik kabar ini dengan harapan besar. Di Gaza, warga merayakan kesempatan untuk berhenti dari kekerasan dan memulai rekonstruksi.
Akan tetapi, kesepakatan ini masih tercabut dari kenyataan jika pihak-pihak kembali melanggar poin-poin kunci. Tantangan utama menjelang implementasi meliputi:
- Pengawasan agar Israel dan Hamas mematuhi kesepakatan tanpa melancarkan serangan mendadak.
- Jaminan keamanan bagi warga sipil selama penarikan pasukan dan aliran bantuan.
- Kepastian politik: siapa yang akan memerintah Gaza sementara dan bagaimana pengaturan jangka panjang.
- Verifikasi dan mekanisme internasional untuk memastikan pelucutan senjata dan perjanjian tertulis ditaati.
Gencatan senjata Israel-Hamas yang baru saja disepakati terdiri dari lima poin utama: pertukaran sandera, penarikan pasukan, pembukaan akses bantuan, mekanisme pemerintahan sementara, dan pelucutan senjata Hamas. Kesepakatan ini membawa harapan baru setelah dua tahun konflik berdarah, tetapi realisasi penuh masih menghadapi banyak rintangan.
Jika semua pihak bisa menjaga integritas kesepakatan dan menghindari provokasi, ini bisa menjadi momentum nyata menuju perdamaian di kawasan Gaza. Namun bila satu poin pun dilanggar, perang bisa bangkit kembali dengan cepat.