8 Kasus Fatal Serangan Beruang di Jepang: Kakek Tewas Saat Petik Jamur di Iwate

8 Kasus Fatal Serangan Beruang di Jepang: Kakek Tewas Saat Petik Jamur di Iwate

8 Kasus Fatal Serangan Beruang di Jepang: Kakek Tewas Saat Petik Jamur di Iwate

Serangan beruang fatal kembali mengguncang Jepang. Pada 10 Oktober 2025, seorang pria berusia 70-an ditemukan tewas di hutan wilayah Iwate setelah dilaporkan hilang saat memetik jamur. Polisi setempat menduga korban tewas akibat serangan beruang, berdasarkan bekas cakaran yang ditemukan pada tubuhnya.

Insiden ini merupakan bagian dari tren serangan beruang yang meningkat di Jepang, terutama pada tahun fiskal 2025, di mana jumlah korban tewas akibat beruang telah mencapai delapan orang.

Tren Meningkatnya Serangan Beruang di Jepang

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, jumlah korban tewas akibat serangan beruang pada tahun fiskal 2025 telah memecahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada tahun 2023. Dalam sepekan terakhir, terdapat beberapa dugaan serangan fatal yang diduga melibatkan beruang liar.

Selain pria di Iwate, polisi juga menemukan jenazah seorang pria lainnya di area berbeda di Iwate pada 8 Oktober, dengan kondisi tubuh yang mengenaskan. Di Prefektur Nagano, seorang pria berusia 78 tahun ditemukan tewas pada 4 Oktober lalu, juga diduga akibat serangan beruang. Selain itu, seorang wanita berusia 70-an di Miyagi tewas pekan lalu saat memetik jamur bersama teman-temannya, yang salah satu di antaranya dilaporkan hilang.

Kasus Terbaru: Pendaki Tewas di Gunung Rausu, Hokkaido

Pada 14 Agustus 2025, seorang pendaki berusia 26 tahun ditemukan tewas setelah diserang oleh beruang cokelat liar di Gunung Rausu, Hokkaido. Korban yang berasal dari Tokyo ini sedang mendaki bersama temannya ketika diserang di tikungan sempit jalur pendakian.

serangan beruang di jepang
Pendaki Ditemukan Tewas Setelah Diserang Beruang Cokelat di Jalur Pendakian di Jepang Utara.

Meskipun sempat mencoba melawan, korban terseret ke dalam hutan dan ditemukan meninggal dunia beberapa saat kemudian. Pihak berwenang mengidentifikasi beruang yang menyerang sebagai individu yang telah terbiasa dengan kehadiran manusia, yang kemungkinan besar meningkatkan risiko serangan. Insiden ini menambah daftar panjang serangan beruang di Jepang pada tahun 2025.

Kasus serangan beruang di wilayah Jepang yang lain juga terjadi di Kita-Akita

Pada 18 Oktober 2023, di Kita-Akita, sebuah kota regional sekitar 700 km utara Tokyo, pemilik toko permen lokal, Keiji Minatoya, sedang memulai harinya ketika seorang wanita muda berlari dari halaman belakangnya sambil berteriak: “Ada beruang!”

Jepang telah mengalami lonjakan serangan beruang yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan jumlah tertinggi yang dilaporkan dalam lebih dari satu abad. Hanya pada tahun lalu, 212 orang diserang oleh beruang hitam atau cokelat Jepang, yang mengakibatkan enam orang tewas.

“Saya sudah tinggal di sini selama puluhan tahun tapi tidak pernah melihat beruang di dalam kota,” pikir Minatoya, 66 tahun, dan kembali ke dalam untuk melanjutkan pekerjaannya membuat butter mochi (kue manis).

Namun, ketika ia selesai bekerja dan membuka pintu garasinya, ia mendapati dirinya berhadapan langsung dengan beruang hitam Asia.

Menatap mata hewan setinggi 1,8 meter itu, insting bertahan hidup Minatoya muncul. Ia berlari secepat mungkin, tetapi beruang itu mengejarnya dan menekannya ke tanah sebelum mencakar wajah dan tubuhnya.

“Saya pikir saya akan mati,” kenang Minatoya. “Serangannya brutal, begitu cepat, begitu kuat — itu menakutkan.”

I was attacked by a bear. Now I want to cook it in miso'
Saya diserang oleh seekor beruang. Sekarang saya ingin memasaknya dengan miso.

Kemudian tiba-tiba beruang itu menghentikan serangannya, dan Minatoya berhasil masuk ke rumahnya dan menelepon untuk meminta bantuan.

An elderly Asian man in a black jacket
Keiji Minatoya membutuhkan jahitan di kepalanya setelah diserang beruang pada Oktober 2023.

Pada hari yang sama, enam orang diserang secara rekor di Kita-Akita, mengejutkan seluruh negara. Yang paling menakutkan, serangan-serangan ini bukanlah insiden yang terpisah.

Pada 5 Oktober 2025, seorang wisatawan asal Spanyol mengalami cedera ringan akibat serangan beruang di Shirakawa-go, sebuah desa warisan dunia UNESCO yang terletak di Prefektur Gifu, Jepang. Insiden ini menambah daftar panjang serangan beruang yang terjadi di Jepang dalam beberapa waktu terakhir.

Kronologi Kejadian

Sekitar pukul 08:30 pagi, pria berusia 44 tahun tersebut sedang berjalan menuju halte bus di dekat desa Shirakawa-go bersama seorang teman. Tiba-tiba, seekor anak beruang hitam Asia yang diperkirakan sepanjang sekitar 1 meter muncul dari semak-semak dan menyerang pria tersebut dari belakang, mencakar lengan kanan atasnya. Korban kemudian berjalan menuju kantor informasi wisata terdekat dan meminta bantuan medis. Ia dirawat di rumah sakit dan diperbolehkan pulang pada hari yang sama.

Shirakawa-go: Desa Warisan Dunia yang Terkenal

Shirakawa-go dikenal dengan rumah tradisional beratap jerami bergaya gassho-zukuri yang telah diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO. Desa ini menjadi tujuan wisata populer bagi wisatawan domestik dan internasional. Namun, belakangan ini, desa ini mengalami peningkatan aktivitas beruang liar, yang menyebabkan kekhawatiran di kalangan penduduk dan wisatawan.

Peningkatan Aktivitas Beruang di Jepang

Insiden di Shirakawa-go merupakan bagian dari tren meningkatnya serangan beruang di Jepang. Sejak awal tahun 2025, lebih dari 90 laporan penampakan beruang diterima di desa ini, hampir tiga kali lipat dari rata-rata tahunan. Secara nasional, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang melaporkan bahwa antara April hingga September 2025, sedikitnya 103 orang mengalami luka-luka akibat serangan beruang liar.

Tindakan Pemerintah dan Otoritas Lokal

Sebagai respons terhadap insiden ini, pemerintah desa Shirakawa-go menutup jalur pendakian di area tersebut dan meningkatkan patroli bersama polisi serta tim pemburu berlisensi. Warga dan wisatawan diimbau untuk tetap waspada, menghindari berjalan sendirian di area berhutan, dan segera melapor jika melihat beruang. Papan peringatan telah dipasang di seluruh area Shirakawa-go seiring berlanjutnya musim wisata musim gugur.

Faktor Penyebab Meningkatnya Serangan Beruang di Jepang

Para ahli menyebutkan beberapa faktor penyebab meningkatnya Serangan Beruang di Jepang:

  • Penurunan populasi manusia di daerah pedesaan: Banyak desa yang mengalami depopulasi, sehingga habitat beruang lebih sedikit terganggu.
  • Perubahan iklim dan ketersediaan makanan: Musim panas yang lebih panjang dan musim dingin yang tidak stabil mengurangi sumber makanan alami beruang.
  • Populasi rusa yang tidak terkendali: Beruang semakin dekat ke pemukiman manusia karena mencari makanan alternatif.
  • Beruang yang terbiasa dengan manusia: Kasus Hokkaido menunjukkan bahwa beruang yang sering bertemu manusia memiliki kecenderungan lebih agresif.

Upaya Pemerintah Jepang Mengatasi Masalah Ini

Pemerintah Jepang telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi risiko serangan beruang:

  • Perangkat pengusir beruang: Beberapa daerah, seperti Fukushima, memasang alat yang memancarkan suara frekuensi tinggi untuk menjauhkan beruang dari pemukiman.
  • Peraturan senjata api: Perlonggaran regulasi senapan di area tertentu memungkinkan pemburu terlatih untuk menertibkan beruang yang berbahaya.
  • Penyuluhan dan peringatan masyarakat: Warga dihimbau untuk mengikuti panduan keselamatan, termasuk membawa bel atau alat pengusir saat memasuki hutan.

Serangan Beruang di Jepang, mulai dari Iwate, Nagano, Miyagi, hingga Hokkaido, menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan di alam liar. Baik pendaki, petani, maupun pengunjung hutan harus selalu mengikuti petunjuk keselamatan, terutama di daerah yang dikenal sebagai habitat beruang.

Dengan meningkatnya jumlah kasus Serangan Beruang di Jepang , pemerintah dan masyarakat Jepang harus bekerja sama untuk mengurangi risiko, sambil menjaga keseimbangan ekosistem yang melibatkan satwa liar.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *