Pencurian Perhiasan di Louvre 2025: 8 Barang Exclusive Bersejarah Hilang dalam Perampokan Profesional

Pencurian Perhiasan di Louvre 2025: 8 Barang Exclusive Bersejarah Hilang dalam Perampokan Profesional

Pencurian Perhiasan di Louvre 2025: Delapan Barang Bersejarah Hilang dalam Perampokan Profesional

Pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025, dunia seni diguncang oleh peristiwa pencurian yang berani di Museum Louvre, Paris. Dalam waktu kurang dari tujuh menit, empat perampok yang menyamar sebagai pekerja konstruksi berhasil menyusup ke dalam Galeri Apollon dan mencuri delapan perhiasan bersejarah Prancis, termasuk kalung pemberian Napoleon kepada istrinya, Marie-Louise. Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 ini menimbulkan kerugian finansial sekitar 88 juta euro (sekitar 102 juta dolar AS) dan kerugian budaya yang tak ternilai.

Pencurian Perhiasan di Louvre 2025

Kronologi Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 yang Mengguncang Dunia

Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 terjadi pada pukul 09.30 waktu setempat, saat museum baru saja dibuka untuk umum. Menggunakan lift keranjang yang dipasang pada truk, para perampok memotong kaca jendela lantai atas dan memasuki galeri yang menampilkan perhiasan kerajaan. Mereka menghancurkan kaca display dan mengambil delapan barang berharga, termasuk tiara dan anting-anting dari set Queen Marie-Amélie dan Queen Hortense, serta mahkota berlian-emerald milik Empress Eugénie. Setelah aksi cepat mereka, para perampok melarikan diri menggunakan sepeda motor.

Selama pelarian, mahkota Empress Eugénie ditemukan tergeletak di luar museum, tampaknya terjatuh saat para perampok melarikan diri. Namun, delapan barang lainnya masih hilang dan belum ditemukan.

Berdasarkan berita terbaru dan laporan resmi, perhiasan yang dicuri meliputi:

Kalung Emerald dan Berlian – pemberian Napoleon kepada istrinya, Marie-Louise.

Mahkota Empress Eugénie – istri Napoleon III, dihiasi 1.354 berlian dan 56 zamrud.

Kalung Safir – milik Hortense, putri tiri Napoleon dan Ratu Belanda.

Anting-anting Safir – juga milik Hortense dan digunakan Ratu Marie Amélie.

Mahkota Permaisuri Marie-Amelie.

Tiara Kerajaan – dari koleksi Prancis abad ke-19.

Gelang Berlian – bagian dari koleksi kerajaan, nilai historis sangat tinggi.

Bros dan Ornamen Berlian – digunakan oleh anggota keluarga kerajaan Prancis.

Perhiasan kecil lainnya dari Galeri Apollon – item-item yang tidak dijelaskan rinciannya, tetapi termasuk dalam delapan barang yang dicuri.

Kerugian Finansial dan Budaya yang Tak Ternilai

Menurut Jaksa Agung Paris, Laure Beccuau, nilai kerugian material dari perhiasan yang dicuri diperkirakan mencapai 88 juta euro. Namun, kerugian budaya yang ditimbulkan jauh lebih besar, karena barang-barang tersebut merupakan bagian dari warisan sejarah Prancis yang tak ternilai harganya.

Yang lebih mengejutkan, perhiasan-perhiasan ini tidak diasuransikan. Pemerintah Prancis menerapkan kebijakan asuransi sendiri untuk karya seni yang disimpan di museum nasional, mengingat biaya asuransi yang tinggi dan rendahnya tingkat klaim. Akibatnya, tidak ada kompensasi finansial yang dapat diperoleh untuk mengganti kerugian tersebut.

Respons dan Investigasi

Setelah perampokan, Museum Louvre segera dievakuasi dan ditutup untuk umum. Lebih dari 100 petugas polisi dikerahkan untuk menyelidiki kejadian ini dan mencari para pelaku serta barang-barang yang hilang.

Direktur Louvre, Laurence des Cars, mengakui bahwa perampokan ini tidak dapat dianggap sebagai hal yang tak terhindarkan. Ia menyoroti adanya kelemahan dalam infrastruktur dan sistem keamanan museum, termasuk sistem kamera yang usang dan cakupan pengawasan yang tidak memadai. Meskipun demikian, ia menawarkan untuk mengundurkan diri, namun tawarannya ditolak oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati.

Masa Depan Perhiasan yang Dicuri

Para ahli seni memperingatkan bahwa jika perhiasan yang dicuri tidak ditemukan dalam waktu 24 hingga 48 jam, kemungkinan besar mereka akan dihancurkan atau diubah bentuknya untuk menghindari identifikasi. Hal ini membuat upaya pemulihan menjadi semakin sulit dan mendesak.

Interpol telah menambahkan deskripsi dan gambar perhiasan yang hilang ke dalam database Stolen Works of Art mereka, yang mencakup lebih dari 57.000 item seni yang hilang di seluruh dunia. Langkah ini diharapkan dapat membantu dalam upaya pemulihan barang-barang tersebut.

Dampak Sosial dan Budaya

Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 ini telah menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat dan politisi Prancis. Beberapa pihak menyebutnya sebagai penghinaan nasional, karena Louvre merupakan simbol budaya dan sejarah Prancis yang terkenal di seluruh dunia. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 ini adalah serangan terhadap warisan yang mereka hargai, dan berjanji bahwa karya-karya tersebut akan dipulihkan dan pelakunya akan diadili.

Selain itu, peristiwa Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 ini menyoroti pentingnya peningkatan sistem keamanan di museum-museum besar di seluruh dunia. Meskipun Louvre telah merencanakan proyek renovasi besar-besaran senilai €700 juta, insiden ini menunjukkan bahwa langkah-langkah keamanan yang lebih ketat dan modern sangat diperlukan untuk melindungi warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Kesimpulan

Peristiwa Pencurian Perhiasan di Louvre 2025 merupakan salah satu kasus pencurian seni paling berani dan profesional dalam sejarah modern. Meskipun kerugian finansial yang ditimbulkan sangat besar, kerugian budaya yang dialami Prancis jauh lebih signifikan. Upaya pemulihan barang-barang yang hilang membutuhkan kerjasama internasional dan perhatian serius terhadap sistem keamanan di institusi budaya.

Perampokan perhiasan di Museum Louvre pada Oktober 2025 ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melindungi warisan budaya dunia, agar generasi mendatang dapat terus menghargai dan mempelajarinya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *