5 Fakta Exclusive Saat Trump Pejamkan Mata di Pidato Gedung Putih

5 Fakta Exclusive Saat Trump Pejamkan Mata di Pidato Gedung Putih

Trump pejamkan mata saat pidato: 5 Fakta Exclusive

trump pejamkan mata

1. Kondisi itu terjadi saat pengumuman pemangkasan harga obat

“Trump pejamkan mata” menjadi frasa yang banyak berkeliaran setelah Donald Trump—Presiden Amerika Serikat—terlihat menutup matanya dan beberapa kali mengucek mata saat acara di Oval Office pada Kamis, 6 November 2025. Saat itu ia bersama pejabat pemerintah mengumumkan pemangkasan harga untuk obat-penurun berat badan yang ditujukan untuk penerima layanan Medicare dan Medicaid.
Momen tersebut juga terekam dalam video dan foto yang kemudian viral di media sosial.

2. Reaksi cepat dan ejekan dari lawan politik

Saat Trump pejamkan mata dalam ruang publik, reaksi dari pihak oposisi datang cepat. Gavin Newsom, Gubernur California dan salah satu tokoh oposisi terhadap Trump, melalui juru bicaranya mengunggah gambar dan video kejadian tersebut di platform X (dulu Twitter) dengan caption “DOZY DON IS BACK!” sebagai ejekan terhadap kondisi Trump.
Unggahan itu memicu diskusi lebih luas mengenai kapasitas fisik dan kondisi kesehatan sang presiden, khususnya karena Trump sebelumnya sering menuding lawan politiknya, Joe Biden, sebagai “Sleepy Joe.”

3. Penjelasan dari pihak Gedung Putih

Menanggapi isu bahwa Trump tertidur atau sangat mengantuk saat pidato, pihak White House melalui juru bicara Taylor Rogers menyatakan bahwa sang Presiden tidak tidur. “Presiden tidak sedang tidur. Ia berbicara sepanjang acara dan menjawab banyak pertanyaan dari pers,” demikian pernyataan Rogers.
Namun demikian, foto-dan-video yang tersebar memperlihatkan Trump dengan mata tertutup beberapa kali selama sesi.

4. Kejadian tak terduga lain di acara tersebut

Selain momen Trump pejamkan mata, acara pengumuman itu juga diganggu oleh insiden medis: seorang pria di ruang acara tiba-tiba pingsan di belakang meja saat sesi berlangsung.
Acara kemudian terhenti untuk sementara, dan setelahnya dilanjutkan lagi. Momen ini semakin menambah sorotan publik terhadap atmosfir dan kondisi fisik dari pimpinan tertinggi di AS.

5. Implikasi dan diskusi seputar kondisi fisik Presiden

Kejadian Trump pejamkan mata kembali menimbulkan pertanyaan luas tentang kondisi fisik dan kesiapan Presiden menjalankan tugasnya—terutama mengingat usianya yang 79 tahun.
Beberapa media menyoroti bahwa penampilan seperti ini — menutup mata, menyandarkan kepala, mengucek mata — adalah tanda-tanda kelelahan atau kurangnya istirahat dalam konteks tugas publik.
Bagi sebagian pengamat, hal ini menjadi “momen optic” yang sensitif dalam politik: seorang presiden yang selama ini mengkritik lawannya karena kurang energik, akhirnya terlihat lelah dalam kegiatan sendiri.

Mengapa “Trump pejamkan mata” menjadi sorotan utama

Dampak terhadap kepercayaan publik

Ketika seorang kepala negara terlihat lelah atau kurang “aktif”, terutama dalam sesi publik yang direkam dan viral, hal itu dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kapasitas dan stamina pemimpin tersebut. Kasus “Trump pejamkan mata” memperkuat tekanan terhadap transparansi mengenai kesehatan pemimpin.

Politik citra dan lawan politik

Fenomena ini juga menjadi bahan serangan politik: lawan Trump menggunakan momen tersebut untuk meremehkan dan mempersoalkan kemampuan kepemimpinannya. Ejekan “Dozy Don” tidak hanya sekadar hiburan, tetapi bagian dari narasi politik yang lebih besar.

Media sosial dan viralitas

Kejadian ini tersebar cepat dalam media sosial — tidak hanya video tetapi juga gelembung opini, meme, montase — yang memperkuat dampak optik dibandingkan substansi pengumuman obat itu sendiri.

Kekuatan layar vs substansi kebijakan

Pengumuman pemangkasan harga obat bagi penderita obesitas dan penyakit terkait jelas penting secara kebijakan. Namun ketika momen visual “Trump pejamkan mata” dominan pembicaraan, bisa dibilang aspek kebijakan mendapat perhatian yang lebih sedikit dibanding aspek citra.

Trump pejamkan mata” bukan hanya satu momen kecil dalam satu acara pers — melainkan kristalisasi berbagai isu: kebugaran fisik pemimpin tertua dalam sejarah AS, tekanan besar di kursi kepresidenan, serta bagaimana citra publik bisa memperlebar jurang antara tugas berat dan persepsi publik.
Pengumuman kebijakan pengurangan harga obat memang penting, namun yang terekam lebih banyak adalah seorang presiden yang tampak kelelahan saat pidato. Bagaimana efeknya jangka panjang terhadap kepercayaan publik, performa politik, dan kesehatan presiden — masih akan terus dipantau.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *