1. Penembakan Pembersih Rumah Indiana Terjadi Karena Salah Alamat
Pada tanggal 5 November 2025, seorang pembersih rumah bernama Maria Florinda Rios Perez de Velasquez (32) tewas setelah ditembak melalui pintu depan sebuah rumah di Whitestown, Indiana. Korban adalah imigran asal Guatemala dan ibu dari empat anak.

Menurut laporan, Maria datang bersama suaminya sebagai bagian dari tim kebersihan dan salah mengira alamat rumah yang harus dibersihkan.
2. Pemilik Rumah Didakwa dengan Penganiayaan yang Mengakibatkan Kematian (Voluntary Manslaughter)

Pemilik rumah, Curt Andersen, berusia 62 tahun, kini menghadapi dakwaan voluntary manslaughter. Jaksa Kabupaten Boone, Kent Eastwood, menyatakan bahwa penggunaan kekuatan mematikan tidak dilindungi oleh undang-undang stand-your-ground karena informasi yang dimiliki Andersen saat itu dianggap tidak cukup untuk membenarkan tindakannya.
Jika terbukti bersalah, Andersen bisa menghadapi hukuman 10–30 tahun penjara dan denda hingga US$10.000.
3. Kronologi Menegangkan Sebelum Penembakan Pembersih Rumah Indiana
Berdasarkan probable cause statement (pernyataan bukti awal): Andersen dan istrinya berada di lantai atas rumah mereka ketika dia mendengar suatu “keributan” di pintu depan, seperti bunyi kunci atau alat lain.
Merasa ketakutan, Andersen mengambil senjatanya, kembali ke jendela di tangga dan melihat dua sosok di luar pintu. Menurut Andersen, orang-orang tersebut “mendorong” pintu dan semakin agresif.
Sekitar satu menit kemudian, dia menembakkan satu peluru melalui pintu tanpa memberikan peringatan apa pun dan tanpa berbicara kepada orang di luar.
4. Tidak Ada Tanda Pintu Dibuka Secara Paksa — Pertanyaan atas Hukum Stand‑Your‑Ground
Pemeriksaan di TKP menunjukkan ada lubang peluru di pintu, tetapi tidak ada bukti kerusakan paksa pada engsel, gagang, atau kusen pintu.
Jaksa Eastwood berargumen bahwa Andersen tidak memiliki dasar yang cukup untuk mengira ada ancaman serius yang membenarkan tembakan mematikan.
Indiana termasuk salah satu dari 31 negara bagian di AS yang memiliki undang‑undang stand-your-ground, yang memungkinkan penggunaan kekuatan mematikan jika seseorang percaya ada ancaman masuk ilegal.
Namun, para ahli hukum menyatakan bahwa rasa takut saja tidak cukup: tidak ditemukan bukti Rios benar-benar masuk rumah, sehingga proteksi hukum ini bisa digugat.
5. Reaksi Hukum dan Dukungan untuk Keluarga Korban Penembakan Pembersih Rumah Indiana
Pengacara Andersen, Guy Relford, menyatakan bahwa kliennya “bertindak dalam keyakinan dirinya” bahwa ada bahaya, dan bahwa hukum stand-your-ground seharusnya melindungi tindakannya.
Sementara itu, keluarga Maria — diwakili pengacara Alexander Limontes — menyambut baik dakwaan ini sebagai langkah menuju pertanggungjawaban.
Kasus Penembakan Pembersih Rumah Indiana ini juga menarik perhatian karena menyoroti bahaya dari penerapan hukum kekebalan diri (self-defense) yang terlalu luas, terutama saat korban adalah pekerja yang tidak bersenjata dan tidak agresif.
Dampak Sosial dan Hukum
- Kasus Penembakan Pembersih Rumah Indiana ini membuka diskusi nasional tentang batasan hak membela diri di Amerika Serikat, terutama ketika melibatkan senjata api dan orang yang “datang salah alamat.”
- Ada kekhawatiran bahwa undang‑undang stand-your-ground dan castle doctrine bisa disalahgunakan oleh pemilik properti yang merasa terancam secara berlebihan.
- Bagi keluarga Maria, ini bukan hanya soal keadilan pidana, tetapi juga isu kemanusiaan dan kesetaraan: Maria adalah imigran, pekerja harian, ibu dari empat anak.
Penembakan pembersih rumah Indiana ini bukan sekadar tragedi individu: Kasus ini mencuatkan kembali debat seputar hak terhadap senjata, definisi “ancaman wajar,” dan perlindungan hukum untuk warga negara biasa. Jika Andersen dinyatakan bersalah, vonisnya bisa menjadi preseden penting dalam bagaimana hukum stand-your-ground diterapkan di masa depan.
