Abbas Kecam Serangan Hamas 7 Oktober di Awal Pidato
Abbas Kecam Serangan Hamas 7 Oktober menjadi pernyataan pembuka yang ditegaskan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ketika menyampaikan pidato virtual pada sesi ke-80 Majelis Umum PBB, Kamis (25/9/2025). Dalam pidato itu, Abbas Kecam Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 sebagai tindakan yang tidak mewakili aspirasi rakyat Palestina.
Abbas menyatakan bahwa penargetan warga sipil Israel dan penyanderaan bukanlah cara perjuangan yang sah. Menurutnya, aksi tersebut melemahkan legitimasi perjuangan Palestina di mata dunia internasional.
1. Latar Belakang Serangan 7 Oktober dan Reaksi Abbas
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel, yang menyebabkan korban jiwa dan penyanderaan warga sipil Israel. Serangan itulah yang membuat Abbas Kecam Serangan Hamas. Ia menegaskan bahwa:
- Penargetan warga Israel dan penyanderaan bukan mencerminkan aspirasi rakyat Palestina.
- Hamas tidak akan diberi peran dalam pemerintahan Gaza pascakonflik.
- Hamas diminta menyerahkan senjata kepada Otoritas Nasional Palestina sebagai bagian dari proses negara satu hukum dan satu kekuatan keamanan.
Abbas menyebut bahwa apa yang dilakukan Hamas adalah penyimpangan dari perjuangan sah Palestina untuk kemerdekaan dan kebebasan.
2. Tuduhan Kejahatan Perang dan Genosida terhadap Israel
Selanjutnya dalam pidatonya, Abbas mengalihkan sorotan ke tindakan militer Israel di Gaza yang telah berlangsung selama hampir dua tahun. Ia menyebut bahwa apa yang dilakukan Israel bukan sekadar agresi:
“Apa yang Israel lakukan adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Abbas juga menuduh bahwa blokade, kelaparan paksa, dan penghancuran infrastruktur di Gaza dilakukan secara sistematis. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah ini mencerminkan upaya Israel meniadakan harapan bagi rakyat Palestina.
3. Penegasan Kedaulatan Gaza, Peran Otoritas Palestina
Abbas menggunakan kesempatan ini untuk menegaskan bahwa Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina. Ia menyatakan bahwa Otoritas Palestina siap untuk mengambil alih tanggung jawab penuh atas pemerintahan dan keamanan wilayah Gaza.
Dalam proses itu, Abbas menegaskan bahwa:
- Hamas tidak akan kembali memerintah Gaza setelah perang.
- Semua senjata Hamas dan faksi lain harus diserahkan kepada Otoritas Palestina.
- Palestina tidak menginginkan negara bersenjata — negara yang akan dibangun harus berdasarkan hukum, keamanan tunggal, dan institusi yang sah.
Abbas juga menyatakan bahwa rekonsiliasi institusional antara West Bank dan Gaza akan menjadi landasan kekuatan nasional.
4. Reaksi Internasional dan Dukungan Pengakuan Palestina
Pidato Abbas Kecam Serangan Hamas 7 Oktober mendapat sorotan luas dari komunitas internasional. Beberapa poin penting:
- Beberapa negara besar — termasuk Prancis, Inggris, dan Kanada — telah mengumumkan pengakuan terhadap negara Palestina baru-baru ini.
- Abbas menyebut pengakuan tersebut sebagai momentum diplomatik, sekaligus mendorong negara-negara yang belum mengakui untuk segera melakukannya.
- Ia juga menawarkan kerja sama dengan dunia internasional, termasuk Amerika Serikat, Arab Saudi, dan PBB, untuk melaksanakan rencana perdamaian guna Gaza.
Namun, tantangan tetap besar: pemerintah Israel (di bawah Benjamin Netanyahu) menolak menyerahkan kendali keamanan kepada Otoritas Palestina dan terus menolak pengakuan negara Palestina penuh.
5. Krisis Kepemimpinan Palestina & Masa Depan Hamas
Pidato Abbas Kecam Serangan Hamas 7 Oktober juga membuka pertanyaan lebih luas soal masa depan kepemimpinan Palestina dan posisi Hamas:
- Karena usia dan posisi politiknya, Abbas menghadapi tekanan untuk melakukan reformasi dan regenerasi kepemimpinan di dalam PLO dan Otoritas Palestina.
- Hamas — terutama setelah peristiwa kekerasan dan konflik internal di Gaza — mendapat tantangan dari warga sipil yang lelah perang. Sejak Maret 2025, terjadi protes anti-Hamas di Gaza menuntut mereka menyerahkan kekuasaan.
- Kepemimpinan baru Hamas, seperti Izz al-Din al-Haddad yang mengambil alih pasca wafatnya pemimpin sebelumnya, menjadi pusat perhatian dunia internasional.
Jalan Diplomasi dan Tantangan di Depan
Dengan menyatakan Abbas Kecam Serangan Hamas 7 Oktober sejak awal pidato, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan dua hal sekaligus: pembelotan terhadap aksi kekerasan yang dilakukan Hamas, dan klaim bahwa Palestina tetap berada di jalur diplomasi dan negara hukum.
Namun tantangan ke depan sangat kompleks:
- Israel tetap menolak memberi kontrol keamanan kepada Otoritas Palestina.
- Pengakuan internasional sebagai negara merdeka masih sebagian dan terkendala veto di Dewan Keamanan PBB.
- Krisis internal Palestina, terkait legitimasi kepemimpinan, perpecahan antara Gaza dan West Bank, serta ketidakpuasan publik terhadap Hamas.
Pidato Abbas di UNGA 2025 menjadi titik penting dalam diplomasi Palestina, sekaligus pengingat bahwa konflik di Timur Tengah bukan urusan militer semata — ia juga bergantung pada legitimasi, narasi politik, dan dukungan global.