Apa Itu Auto-Brewery Syndrome?
Auto-Brewery Syndrome (ABS), juga dikenal sebagai sindrom fermentasi usus, adalah kondisi medis langka di mana tubuh seseorang memproduksi alkohol secara alami tanpa mengonsumsi minuman beralkohol. Hal ini terjadi ketika mikroorganisme, seperti jamur atau bakteri, mengubah karbohidrat dalam sistem pencernaan menjadi etanol. Akibatnya, pengidap Auto-Brewery Syndrome dapat menunjukkan gejala seperti mabuk, pusing, dan kehilangan koordinasi meskipun tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.

Gejala Umum Auto-Brewery Syndrome
Gejala Auto-Brewery Syndrome sering kali mirip dengan keracunan alkohol, antara lain:
- Kehilangan koordinasi dan keseimbangan
- Kebingungan dan disorientasi
- Ucapan yang tidak jelas
- Pusing dan mual
- Perubahan suasana hati dan kelelahan
Gejala ini dapat muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa jam, tergantung pada jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dan jenis mikroorganisme yang terlibat.
Penyebab dan Faktor Risiko
Auto-Brewery Syndrome disebabkan oleh pertumbuhan berlebih mikroorganisme penghasil alkohol dalam saluran pencernaan. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan ABS meliputi:
- Penggunaan antibiotik: Dapat mengganggu keseimbangan flora usus dan memungkinkan pertumbuhan jamur atau bakteri penghasil alkohol.
- Diabetes tipe 2: Meningkatkan kadar gula darah yang dapat menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme penghasil alkohol.
- Obesitas: Dapat menyebabkan perubahan dalam metabolisme dan flora usus.
- Kondisi pencernaan lainnya: Seperti penyakit Crohn atau sindrom iritasi usus besar.
Diagnosis Auto-Brewery Syndrome

Mendiagnosis ABS memerlukan evaluasi medis yang komprehensif. Dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:
- Riwayat medis lengkap: Untuk memahami gejala dan faktor risiko pasien.
- Tes darah: Untuk mengukur kadar alkohol dalam darah tanpa adanya konsumsi alkohol.
- Tes glukosa: Untuk menilai bagaimana tubuh memproses gula dan apakah ada produksi alkohol endogen.
- Analisis mikrobiota usus: Untuk mengidentifikasi keberadaan mikroorganisme penghasil alkohol.
Karena ABS sangat jarang, diagnosis sering kali tertunda atau salah, dan kondisi ini mungkin tidak dikenali oleh banyak profesional medis.
Pengobatan dan Manajemen
Pengobatan ABS bertujuan untuk mengendalikan gejala dan mencegah produksi alkohol berlebih dalam tubuh. Pendekatan yang umum meliputi:
- Diet rendah karbohidrat: Untuk mengurangi sumber makanan bagi mikroorganisme penghasil alkohol.
- Penggunaan obat antijamur atau antibiotik: Untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme penghasil alkohol.
- Probiotik: Untuk membantu memulihkan keseimbangan flora usus.
- Pemantauan kadar alkohol darah: Untuk memastikan bahwa kadar alkohol dalam darah tetap dalam batas normal.
Dalam beberapa kasus, terapi tambahan seperti transplantasi mikrobiota feses telah dipertimbangkan untuk mengatasi ABS yang kronis atau parah.
Kasus Nyata: Pria Belgia Dibebaskan dari Tuduhan Mengemudi dalam Keadaan Mabuk
Pada tahun 2024, seorang pria berusia 40 tahun dari Belgia dibebaskan dari tuduhan mengemudi dalam keadaan mabuk setelah pengadilan menerima bukti bahwa ia mengidap ABS. Tiga dokter independen mengonfirmasi diagnosis tersebut, dan pengadilan memutuskan bahwa pria tersebut tidak menunjukkan gejala keracunan alkohol meskipun hasil tes menunjukkan kadar alkohol dalam darahnya tinggi. Kasus ini menarik perhatian publik dan meningkatkan kesadaran tentang ABS sebagai kondisi medis yang sah.
Auto-Brewery Syndrome adalah kondisi medis langka namun nyata yang dapat menyebabkan gejala mirip keracunan alkohol tanpa adanya konsumsi alkohol. Kesadaran dan pemahaman tentang ABS sangat penting untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang tidak biasa setelah mengonsumsi makanan manis atau berkarbohidrat tinggi, konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.