disiplin militer

Pendekatan Disiplin Militer untuk Remaja Bermasalah: Solusi atau Masalah Baru?

Pendekatan Disiplin Militer untuk Remaja Bermasalah: Solusi atau Masalah Baru?

Jakarta – Wacana penerapan disiplin ala militer untuk remaja bermasalah yang digulirkan beberapa gubernur menuai kritik dari kalangan psikiater dan pakar pendidikan. Alih-alih menjadi solusi, pendekatan ini justru dinilai berpotensi menimbulkan dampak psikologis jangka panjang pada remaja.

Kontroversi Gagasan Disiplin Militer untuk Remaja

Beberapa pemimpin daerah, termasuk Gubernur Jawa Barat dan Bengkulu, mengusulkan program disiplin militer sebagai solusi untuk mengatasi kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan bolos sekolah. Namun,Ā Prof. Tjin Wiguna, Sp.KJ Subp.AR(K), psikiater anak dan remaja dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, menegaskan pendekatan ini tidak tepat.

“Remaja bermasalah perlu dipahami akar penyebabnya, bukan sekadar dihukum dengan disiplin militer,” ujar Prof. Tjin dalam wawancara dengan Kompas.com (30/4/2025).

Mengapa Disiplin Militer Bukan Solusi?

  1. Perubahan Hanya Sementara

    • Disiplin militer mungkin efektif dalam jangka pendek karena rasa takut, tetapi tidak menjamin perubahan perilaku permanen.

    • Setelah keluar dari lingkungan militer, remaja berpotensi kembali ke perilaku semula.

  2. Mengabaikan Akar Masalah

    • Kenakalan remaja seringkali disebabkan oleh faktor kompleks seperti kesepian, kurang perhatian orang tua, atau pengaruh lingkungan.

    • Survei RSCM menunjukkan 60% remaja bermasalah berasal dari keluarga dengan komunikasi buruk.

  3. Risiko Trauma Psikologis

    • Metode keras dapat memicu gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan masalah kepercayaan diri.

Alternatif Solusi yang Lebih Efektif

1. Pendekatan Psikologis Berbasis Bukti

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT):Ā Terbukti efektif mengurangi gangguan perilaku pada remaja (Kazdin & Weisz, 2017).

  • Intervensi Keluarga:Ā Melibatkan orang tua dalam proses rehabilitasi (Dishion & Stormshak, 2007).

2. Program Pendidikan Karakter

  • Pengembangan empati dan keterampilan sosial di sekolah

  • Pelatihan guru untuk deteksi dini masalah psikologis siswa

3. Dukungan Sosial Terstruktur

  • Konseling sebaya (peer counseling)

  • Komunitas pendukung bagi remaja berisiko

Data dan Fakta Terkini

MenurutĀ American Academy of Child and Adolescent Psychiatry:
āœ” 75% remaja bermasalah menunjukkan perbaikan signifikan dengan terapi psikososial
āœ” Pendekatan multidisplin (melibatkan sekolah, keluarga, dan profesional) 3x lebih efektif daripada hukuman


Kesimpulan

Alih-alih menerapkan disiplin militer yang represif, solusi terbaik untuk remaja bermasalah adalah pendekatan komprehensif yang memahami akar masalah psikologis dan sosial. Dengan dukungan tepat, remaja dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih sehat secara mental.

#KesehatanMentalRemaja #PsikologiRemaja #PendidikanKarakter #Parenting

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *