Duduk terlalu lama otak menyusut: Dampaknya pada kesehatan otak

Duduk terlalu lama otak menyusut – inilah fokus dari studi terbaru yang dipublikasikan pada 13 Mei 2025 di jurnal Alzheimer’s & Dementia oleh peneliti dari Vanderbilt University Medical Center dan University of Pittsburgh. Mereka menemukan bahwa kebiasaan duduk berkepanjangan, meskipun disertai aktivitas fisik, berkaitan langsung dengan penyusutan otak dan penurunan fungsi kognitif pada lansia.
Duduk Terlalu Lama Otak Menyusut – Hasil Studi Terkini

Para peneliti merekrut 404 partisipan berusia 50 tahun ke atas, yang memakai perangkat yang memonitor aktivitas fisik mereka selama satu minggu penuh. Kemudian pengamatan dilanjutkan selama tujuh tahun untuk melihat hubungan antara waktu duduk, hasil tes kognitif, dan pemindaian otak.
Mereka menemukan bahwa mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu duduk memiliki:
- Volume otak yang lebih kecil di area rentan Alzheimer,
- Penurunan kemampuan kognitif lebih cepat,
- Dampak lebih parah bagi pembawa gen APOE‑ε4 yang dikenal sebagai faktor risiko Alzheimer.
Mengapa Duduk Terlalu Lama Dapat Mengakibatkan Otak Menyusut?
Para ahli meyakini bahwa duduk terlalu lama otak menyusut disebabkan oleh:
- Sirkulasi darah otak menurun, mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi,
- Inflamasi sistemik meningkat, dan menurunnya plasticitas sinaptik,
- Perubahan vaskular serta metabolik yang mempercepat neurodegenerasi.
Meskipun olahraga rutin bermanfaat, efek duduk panjang tetap berpengaruh secara independen dari waktu olahraga.
7 Strategi Mengurangi Risiko “duduk terlalu lama otak menyusut”
Berikut strategi yang direkomendasikan oleh ahli untuk melawan risiko ini:
- Istirahat berdiri setiap 30–60 menit – naik, berjalan sebentar, atau peregangan ringan.
- Gunakan meja berdiri atau treadmill desk jika pekerjaan mengharuskan duduk lama.
- Ganti hiburan pasif seperti menonton TV dengan membaca atau bermain teka-teki — aktivitas duduk yang menstimulasi otak lebih aman.
- Target minimal 150 menit aktivitas fisik per minggu, tapi juga kurangi waktu duduk total.
- Ajak keluarga atau teman berjalan bersama, meningkatkan stimulasi fisik dan sosial.
- Monitor waktu duduk dan bergerak menggunakan perangkat pintar agar lebih waspada.
- Jaga tekanan darah, gula, dan pola makan sehat untuk membantu menjaga volume otak.
Apa yang Membuat Studi Ini Unik?
- Durasi follow-up panjang → selama 7 tahun sambil memantau MR dan tes kognitif.
- Korelasi genetik → pengaruh lebih besar pada pembawa gen APOE‑ε4.
- Menunjukkan bahwa olahraga saja tidak cukup, perlu kombinasi gaya hidup keseluruhan.
Kesimpulan
Studi ini menghadirkan pesan tegas: duduk terlalu lama otak menyusut, dan olahraga harian saja tidak bisa sepenuhnya mengoreksi kerusakan jika Anda tetap banyak duduk. Terutama bagi lansia ataupun mereka yang memiliki risiko genetik Alzheimer, mengurangi waktu duduk adalah langkah penting.
Menjaga kesehatan otak bukan hanya soal melakukan olahraga, tetapi soal menjalani gaya hidup aktif sepanjang hari. Ingatlah bahwa setiap gerakan dihitung – jangan hanya fokus pada jumlah olahraga harian, tetapi juga frekuensi bergerak tiap beberapa jam.
Aspek | Temuan |
---|---|
Fokus Keyword | duduk terlalu lama otak menyusut |
Populasi | 404 orang usia ≥50 tahun |
Metode | Wearable tracker, tes kognitif, MRI selama 7 tahun |
Temuan utama | Duduk lama → otak menyusut & penurunan kognitif |
Faktor risiko tambah | Gen APOE‑ε4 memperkuat efek negatif terhadap penyusutan otak |
Rekomendasi | Bergerak lebih sering sepanjang hari, bukan hanya olahraga rutin saja |
Dengan memahami dan menerapkan strategi ini, kita dapat secara nyata mengurangi potensi penurunan fungsi otak dan risiko Alzheimer di masa mendatang.