7 Fakta Menarik iPhone Lawas di Tokyo: Kenapa Warga Jepang Masih Memakai Model Lama

7 Fakta Menarik iPhone Lawas di Tokyo: Kenapa Warga Jepang Masih Memakai Model Lama

iPhone lawas Tokyo semakin terlihat di keramaian ibu kota Jepang

Sejak awal kunjungan ke Tokyo, pengamatan langsung menunjukkan fenomena menarik: iPhone lawas di Tokyo masih cukup populer di kalangan penduduk lokal. Meski banyak model baru sudah beredar, tidak sedikit orang masih setia pada iPhone dengan tombol “home” dan fitur Touch ID.

Fenomena ini bukan hanya soal nostalgia, melainkan mencerminkan kebiasaan dan preferensi pengguna yang menarik untuk disimak. Artikel ini akan menguraikan kebiasaan tersebut, latar belakang data pasar, serta implikasi teknologi dan sosialnya.

iPhone lawas di Tokyo
Ilustrasi warga Jepang yang pakai iPhone model lawas

1. Apa itu “iPhone lawas di Tokyo”?

Istilah iPhone lawas di Tokyo merujuk pada iPhone generasi lama yang masih digunakan aktif di Tokyo — seperti iPhone SE, 5s, 8, hingga model dengan Touch ID generasi awal. Keberadaan mereka cukup mencolok saat menggunakan transportasi umum, stasiun, bahkan di kereta sibuk di pagi dan malam hari.

Model-model lawas ini umumnya sudah dikategorikan sebagai produk “vintage” menurut Apple jika telah berusia lebih dari lima tahun sejak peluncuran. Namun, masih banyak yang digunakan karena fungsi dasar mereka—telepon, SMS, WhatsApp—masih berjalan normal.

2. Observasi langsung: sejauh mana iPhone lawas terlihat?

Ilustrasi warga Jepang yang pakai iPhone model lawas

Dalam kunjungan selama sekitar satu minggu di Tokyo, puluhan hingga belasan pengguna iPhone lawas terlihat setiap hari di dalam kereta dan di stasiun. Misalnya:

  • Banyak pengguna membawa iPhone dengan tombol fisik di bagian bawah layar, mudah dikenali dari desain klasiknya.
  • Fitur Touch ID masih menjadi indikator utama bahwa itu adalah iPhone lawas (karena model full-screen sekarang menggunakan Face ID).
  • Meskipun ada iPhone generasi terbaru beredar, frekuensi iPhone lawas di Tokyo lebih tinggi dalam lalu lintas pejalan kaki dan transportasi publik.

Dengan demikian, iPhone lawas Tokyo tampak sebagai bagian dari lanskap urban modern, yang menyatu dalam rutinitas harian penduduk.

3. Data pasar iOS dan Android di Jepang

Fenomena ini sejalan dengan dominasi iPhone di Jepang. Beberapa angka menarik:

  • Menurut World Population Review, Jepang memiliki pangsa pasar iPhone sekitar 68,75 % dari semua ponsel pintar di negara itu.
  • Sumber lain menyebutkan bahwa iPhone menguasai lebih dari 60 % pasar smartphone lokal pada 2025.
  • Selain itu, TelemetryDeck melaporkan bahwa model iPhone 13 paling banyak digunakan, dengan pangsa sekitar 16,03 % di Jepang per Agustus 2025.
Ilustrasi warga Jepang yang pakai iPhone model lawas

Kombinasi data ini mendukung kenyataan bahwa iPhone lawas di Tokyo bukan sekadar fenomena visual, melainkan bagian dari ekosistem Apple yang kuat di pasar Jepang.

4. Kenapa warga Tokyo tetap memakai iPhone lawas?

Ada beberapa faktor yang mendorong keberlangsungan penggunaan iPhone lawas:

  • Efektivitas biaya: daripada membeli model baru, pengguna memilih mempertahankan perangkat lama yang masih berfungsi baik.
  • Kebutuhan dasar terpenuhi: panggilan, pesan, dan aplikasi (meskipun versi lama) masih berjalan cukup baik.
  • Loyalitas merek dan ekosistem Apple: mereka sudah nyaman dengan iOS, iCloud, dan aplikasi bawaan.
  • Tekanan sosial & konvensi: dalam budaya Jepang, menjaga “keseragaman” perangkat bisa lebih mudah daripada memicu perbedaan teknis dalam pergaulan atau diskusi — orang enggan berpolemik soal ponsel.
  • Daya tahan dan kualitas: perangkat Apple memiliki reputasi build quality yang kuat, sehingga masih mampu berfungsi meski berumur tua.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa iPhone lawas di Tokyo bukan semata soal keterbatasan, melainkan pilihan sadar berdasarkan kenyamanan dan pragmatisme.

5. Tantangan dan risiko penggunaan iPhone lawas

Meskipun banyak kelebihan, memakai iPhone lawas juga memiliki sisi negatif:

  • Kemungkinan tidak kompatibel dengan aplikasi terbaru: beberapa update aplikasi atau sistem mungkin tidak mendukung model lama.
  • Risiko keamanan: perangkat vintage mungkin tidak lagi menerima pembaruan keamanan dari Apple, sehingga rentan terhadap celah keamanan.
  • Baterai dan performa menurun: umur baterai bisa menurun drastis, dan komponen hardware bisa mulai melemah.
  • Keterbatasan fitur modern: fitur baru seperti kemampuan kamera generasi terbaru, jaringan 5G, atau sensor canggih mungkin tidak tersedia.

Oleh karena itu, pengguna iPhone lawas di Tokyo harus menimbang antara kenyamanan dan keterbatasan teknis.

6. Dampak sosial dan persepsi publik

Adanya iPhone lawas Tokyo juga menimbulkan refleksi sosial:

  • Dalam beberapa situasi, perangkat lama bisa dianggap sebagai “gaya sederhana” dibanding orang yang selalu upgrade.
  • Sebaliknya, pengguna bisa dianggap ketinggalan zaman jika tetap menggunakan ponsel lawas dalam lingkup urban berteknologi cepat.
  • Namun, kenyataannya adalah adopsi teknologi baru tidak selalu identik dengan kepuasan pengguna; preferensi, nilai, dan kepraktisan tetap memainkan peran besar.

7. Masa depan: akankah iPhone lawas tetap bertahan?

Melihat tren teknologi dan data pasar:

  • Apple kemungkinan akan terus menghentikan dukungan untuk model-model lawas dalam beberapa tahun ke depan, sehingga makin banyak perangkat yang “mati” secara fungsional.
  • Di sisi pasar, meskipun iPhone masih kuat di Jepang, kompetitor Android (Samsung, Google, lainnya) terus memperkuat jajaran flagship dan mid-range mereka.
  • Namun, harus diingat: fenomena iPhone lawas di Tokyo bisa terus muncul selama ada komunitas yang memilih untuk mempertahankan perangkat vintage-nya.

Kesimpulan

Fenomena iPhone lawas di Tokyo adalah gambaran menarik dari selera digital masyarakat Tokyo: meski teknologi mutakhir tersedia, masih banyak yang memilih perangkat lama berdasarkan fungsi, kenyamanan, dan nilai. Data pangsa pasar iPhone di Jepang sangat mendukung bahwa penggunaan iOS tetap dominan, dan iPhone lawas berperan sebagai elemen tak terlihat dari lanskap urban modern.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *