Latihan Han Kuang Taiwan 2025: Fakta Utama

1. Skala Terbesar Sejak Awal
Taipei memulai Han Kuang 41 pada 9 Juli dengan fase live‑fire terpanjang: 10 hari operasi non-stop dan melibatkan reservis terbanyak sepanjang sejarah, yaitu 22.000 personel.
Ini merupakan ujian kesiapan yang belum pernah ada sebelumnya.
2. Fokus Strategi “Grey-Zone”
Tujuan utama Latihan Han Kuang Taiwan tahun ini adalah menghadapi taktik “grey‑zone” – termasuk serangan siber, disinformasi, serta gangguan elektronik dan maritim.
Dril ini dirancang untuk meningkatkan deteksi cepat dan ketahanan, belajar dari pola taktik Rusia–Ukraina.
3. Desentralisasi Komando
Skenario di dalam Latihan Han Kuang ini melibatkan “komando bawah tanah”: ketika infrastruktur komunikasi utama lumpuh akibat serangan siber, pusat komando harus mampu bertahan dan segera bergerak menggunakan sistem cadangan .
4. Debut Sistem HIMARS & Sky Sword


Untuk pertama kalinya, Taiwan menurunkan sistem rudal PM‑bilah jarak jauh High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS) buatan Lockheed Martin milik Amerika Serikat dan rudal Sky Sword lokal dalam skenario live‑fire, menunjukkan peningkatan kemampuan deteksi dan respons.
5. Integrasi Sipil-Militer
Komponen pertahanan sipil diuji intensif — dari fasilitas perlindungan udara, pos suplai darurat, hingga evakuasi warga – langkah penting dalam kesiap siagaan total .
6. Eskalasi Bayangan dari Tiongkok
Latihan Han Kuang ini dilaksanakan di tengah meningkatnya tekanan Tiongkok—31 penerbangan militer dan kegiatan kapal perang tercatat mengelilingi Taiwan pada hari pertama latihan .
Beijing mengecam Han Kuang sebagai “tipuan kemerdekaan” dan “hanya gertakan”.
7. Menunjukkan Tekad dan Soliditas Internasional
Latihan ini memperlihatkan tekad Taiwan untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga menunjukkan transparansi terhadap komunitas global. Presiden Lai Ching‑te menegaskan bahwa masa depan Taiwan harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri.
Tambahan Konteks & Latar Belakang
-
Tahap Persiapan Panjang: Sebelum fase live‑fire, Latihan Han Kuang 41 mencakup dua minggu simulasi meja (computer-aided war games) menggunakan platform JTLS, diikuti oleh live‑fire selama 10 hari.
-
Evaluasi Taktik Militer Komprehensif: Latihan juga mencakup operasi laut, darat, udara, anti-pendaratan bersama, anti-blokade serta strategi perang permanen dari garis pantai ke pertahanan dalam .
-
Teknologi dan Peralatan Baru:
-
High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS) atau bisa disebut dengan rudal jarak jauh dan Sky Sword – meningkatkan kapabilitas serangan cepat dan pertahanan udara.
-
Harpoon Coastal Defense Systems, UAV/drone, dan radar mobile ikut diuji dalam latihan.
-
Turunan dari pelatihan sebelumnya termasuk gimmick pertahanan maritim dan pertahanan elektronik .
-
Dampak & Implikasi
Aspek | Dampak |
---|---|
Pertahanan Regional | Menunjukkan kesiap siagaan Taiwan di tengah tekanan Tiongkok dan dukungan materiil Amerika Serikat. |
Keamanan Internasional | Latihan dipantau oleh sekutu seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang—untuk menilai reaksi Tiongkok dan kesiapan silang-strait. |
Politik Domestik Taiwan | Meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah, sekaligus relevan menjelang recall legislator KMT di akhir Juli. |
Retorika Beijing | Pemerintah Tiongkok sering menolak legitimasi latihan, menyebutnya bentuk provokasi; dependensinya pada “One China Policy”. |
Kesimpulan
Latihan Han Kuang Taiwan 2025 adalah pameran kesiap siagaan strategis dengan skala dan kedalaman taktis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Melalui uji cobanya terhadap grey‑zone, sistem persenjataan mutakhir, mobilisasi sipil, dan keterlibatan luas militer aktif‑reservis, latihan ini tidak hanya memperkuat pertahanan, tapi juga menyampaikan pesan politik dan moral kuat di panggung global: Taiwan bersiap mempertahankan kedaulatan dan masa depannya sendiri.