Live-stream pembunuhan perempuan muda mengguncang Argentina: kronologi dan tudingan kartel narkoba
Pada 19 September 2025, tiga perempuan muda di Argentina menjadi korban live-stream pembunuhan perempuan muda yang terekam di media sosial dan memicu kemarahan nasional. Korban bernama Brenda del Castillo (20 tahun), Morena Verdi (20), serta Lara Gutiérrez (15). Mayat mereka ditemukan lima hari kemudian, terkubur di halaman sebuah rumah di Florencio Varela, wilayah pinggiran selatan Buenos Aires.

Kasus live-stream pembunuhan perempuan muda ini disebut sebagai wujud ekstrem dari kekerasan berbasis gender yang terjalin dengan kekuatan narkotik dan teror rulings oleh kartel narkoba. Berikut adalah rincian terbaru dan reaksi publik atas tragedi mengerikan ini.
Fakta-fakta menonjol soal kasus live-stream pembunuhan perempuan muda
1. Modus luring dan jebakan sistematis
Ketiga perempuan terakhir terlihat hidup pada Jumat malam (19/09). Mereka diyakinkan untuk naik van putih yang diklaim akan membawa mereka ke sebuah acara atau pesta. Namun itu ternyata jebakan yang dirancang oleh organisasi kriminal.
2. Penyiaran langsung penyiksaan
Dalam kasus live-stream pembunuhan perempuan muda ini, penyiksaannya disiarkan secara langsung ke grup tertutup di Instagram, yang terdiri dari sekitar 45 orang. Seorang pemimpin geng dalam video terdengar berkata: “Ini yang terjadi pada orang yang mencuri narkoba dari saya.”
3. Tingkat kekejaman dan mutilasi
Setelah penyiksaan brutal, korban dieksekusi. Salah satu korban, Lara Gutiérrez, dilaporkan kehilangan lima jari di tangan kirinya dan sebagian telinga. Dua korban lainnya dipukuli, dicabik-cabik, atau tubuhnya disayat sebagian setelah kematian.
4. Keterlibatan organisasi narkoba transnasional
Pihak berwenang mengaitkan tindakan ini dengan geng narkoba transnasional. Tujuannya tampak sebagai tindakan “disipliner” terhadap anggota atau orang yang dianggap mencuri narkoba dari mereka.
5. Penangkapan tersangka dan buron internasional

Hingga kini, setidaknya empat hingga lima tersangka telah ditangkap — termasuk dua pria dan dua wanita yang diduga membersihkan tempat kejadian perkara.
Salah satu tersangka penyuplai mobil juga ditangkap di wilayah perbatasan Bolivia, menegaskan dugaan bahwa jaringan tersebut memiliki koneksi lintas-batas.
Gambar wajah pemimpin geng — dikenal sebagai Pequeño J — sudah dirilis, namun pelaku utama masih belum tertangkap.
6. Protes massal: “Ni Una Menos” bergema kembali

Berita live-stream pembunuhan perempuan muda ini memicu gelombang kemarahan publik. Ribuan demonstran turun ke jalan Buenos Aires dan kota-kota lain, dengan slogan “Ni Una Menos” (Tidak Ada Lagi Perempuan yang Hilang). Mereka menuntut keadilan dan perlindungan untuk perempuan dari kejahatan gender.
Beberapa aksi berujung bentrokan ringan antara pengunjuk rasa dan polisi, ketika barikade keamanan mencoba menghalangi.
7. Kritik terhadap regulasi femisida dan kebijakan negara
Kematian ini mendapat sorotan tajam karena beberapa kebijakan Presiden Javier Milei yang kontroversial. Tahun ini, pemerintah menyatakan akan menghapus pasal femicide dari KUHP Argentina, yang dianggap oleh aktivis sebagai mundurnya perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender.
Para analis menyatakan bahwa kejahatan ini bukan sekadar pembalasan narkoba — ia juga mencerminkan “pedagogi kekerasan” yang digunakan geng untuk menebar teror dan menundukkan komunitas.
Bagaimana kartel narkoba berperan dalam live-stream pembunuhan perempuan muda
- Kontrol kekuasaan melalui teror visual
Dengan menyiarkan kekerasan secara langsung, kartel mencoba menciptakan efek jera publik. Tindakan ini bukan hanya menghukum individu, tapi juga memperingatkan siapa pun yang melawan mereka. - Kekuatan media sosial sebagai senjata
Kasus ini memperlihatkan bagaimana media sosial — khususnya Instagram — digunakan sebagai media intimidasi dan propaganda kriminal. Akses ke grup tertutup memungkinkan penyebaran teror tanpa jejak langsung ke publik luas. - Jaringan lintas negara sebagai pendukung operasi
Penangkapan di Bolivia dan adanya tersangka pelarian menunjukkan bahwa jaringan ini tidak terbatas secara geografis, memungkinkan koordinasi, suplai, dan eksekusi lintas batas. - Relasi antara narkoba dan gender-based violence
Kekerasan ini bukan kebetulan — perempuan menjadi sasaran karena posisi sosial, kerentanan, dan stigma. Dalam jaringan narkoba, perempuan sering rentan terhadap eksploitasi dan diposisikan sebagai objek kekerasan. - Ketergantungan kelembagaan terhadap tindakan keras
Pemerintah yang melemahkan mekanisme perlindungan wanita dan memprioritaskan penegakan keamanan keras membuka ruang bagi jaringan kriminal untuk melakukan aksi brutal tanpa hambatan hukum yang kuat.
Dampak sosial dan tuntutan ke depan
Trauma dan ketakutan di komunitas
Warga di kawasan Germán, Florencio Varela, histeris dan takut berjalan di jalanan. Banyak keluarga yang menjadi waspada terhadap tawaran musiman atau menghindari interaksi dengan orang tak dikenal.
Tekanan terhadap sistem hukum

Publik menuntut pengadilan yang adil dan cepat. Mereka juga menuntut penegakan femisida sebagai kategori hukum yang memperberat kejahatan terhadap perempuan.
Pendidikan, pencegahan, dan peran media
Kasus live-stream pembunuhan perempuan muda ini memicu diskursus tentang pendidikan anti-kekerasan di sekolah, pelatihan bagi penegak hukum, dan regulasi media sosial agar konten ekstrem tidak disalahgunakan.
Respon pemerintah
Presiden Milei menyatakan bahwa pelaku sindikat narkoba akan diperlakukan sebagai teroris dan dihadapkan pada tuntutan maksimal. Namun, langkah ini masih menuai kritik dari kelompok advokasi karena bisa membuka pintu kekerasan negara.
Kesimpulan
Kasus live-stream pembunuhan perempuan muda di Argentina adalah bab gelap baru dalam catatan kekerasan gender di dunia modern. Keterlibatan kartel narkoba menambah kompleksitas: ini bukan sekadar kejahatan terhadap satu individu, melainkan simbol kekerasan terstruktur yang menggabungkan kriminalitas, media sosial, dan ketidaksetaraan gender. Korban tidak hanya dibunuh — cerita mereka disebar, dilihat, dan dijadikan contoh kejam bagi yang lain.
Masyarakat Argentina kini berada di persimpangan: apakah hukum dan moral akan kembali menegakkan perlindungan terhadap perempuan, atau kekerasan narsisistik dari kartel akan terus berkembang tanpa akuntabilitas? Satu hal jelas: dunia menunggu bagaimana Argentina menanggapi tragedi ini — apakah kasus live-stream pembunuhan perempuan muda ini hanya akan menjadi catatan kelam, atau titik balik dalam upaya penegakan keadilan.