Pengakuan Inggris kepada Palestina Resmi Hari Ini: Langkah Sejarah dan Dampaknya
Pengakuan Inggris kepada Palestina dilakukan secara resmi hari Minggu, 21 September 2025, oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Keputusan ini menjadi tonggak diplomatik yang penting, terutama di tengah konflik yang terus memanas di Gaza dan tuntutan global atas penyelesaian dua negara (two-state solution).

1. Syarat yang Ditetapkan Sebelumnya
Sebelum pengakuan resmi, pemerintah Inggris telah menetapkan beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh Israel. Antara lain: penghentian permusuhan di Gaza, akses kemanusiaan yang lebih besar ke wilayah tersebut, penghentian langkah-langkah aneksasi di Tepi Barat, dan komitmen terhadap solusi dua negara. Karena Israel belum memenuhi syarat-syarat tersebut secara substansial, keputusan pengakuan ini akhirnya diambil.
2. Apa Makna Praktis Pengakuan Inggris kepada Palestina
Tidak Instan Menjadi Negara
Deputi Perdana Menteri David Lammy menyatakan bahwa pengakuan ini tidak berarti Palestina menjadi negara secara otomatis. Ini lebih bersifat simbolik, tetapi penting untuk menjaga prospek solusi dua negara tetap hidup.
Dampak Diplomatik dan Legal
Pengakuan memungkinkan Inggris menjalin perjanjian resmi dengan Palestina, mengangkat duta besar penuh, serta memperkuat posisi diplomatik Palestina di forum internasional. Namun, perubahan di lapanganātermasuk status wilayah yang dikuasai Israelākemungkinan besar tetap tidak langsung.
3. Alasan Inggris Mengambil Keputusan Sekarang
- Kondisi kemanusiaan di Gaza telah memburuk drastis dalam beberapa minggu terakhir, termasuk ancaman kelaparan di Gaza City.
- Aktivitas militer dan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dianggap mengancam keberlanjutan solusi dua negara.
- Tekanan domestik dari partai pemerintah sendiri dan opini publik yang mengharapkan tindakan yang lebih tegas terhadap situasi di Gaza.
4. Reaksi Israel dan Negara Lain
Tanggapan Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam pengakuan ini sebagai tindakan yang āmemberi imbalan atas terorismeā dan memperlemah posisi Israel dalam konflik.
Respons Internasional
- Amerika Serikat menyatakan penentangan terbuka terhadap langkah Inggris ini.
- Negara-negara lain seperti Prancis, Portugal, Kanada diperkirakan akan mengikuti jejak Inggris dalam pengakuan serupa di sekitar Sidang Umum PBB.
5. Sejarah dan Perubahan Diplomatik Inggris
Pengakuan ini merupakan perubahan signifikan, mengingat Inggris sebelumnya menunjukkan sikap netral dan mensyaratkan kemajuan nyata dari pihak Israel sebelum mengakui Palestina. Salah satu titik baliknya adalah pernyataan Starmer pada Juli 2025 bahwa jika Israel tidak mengambil ālangkah-langkah substantifā seperti yang disebutkan sebelumnya, Inggris akan mengakui negara Palestina sebelum Sidang Umum PBB bulan September.
6. Dampak Untuk Palestina
- Memperkuat legitimasi internasional Palestina.
- Mendorong dukungan diplomatik dan hak untuk mengadakan hubungan usaha dan perjanjian internasional.
- Memberikan tekanan tambahan kepada Israel untuk memenuhi tuntutan internasional dalam konteks hak asasi dan hukum internasional.
7. Tantangan dan Kritik
- Beberapa pihak mempertanyakan apakah langkah ini efektif jika tidak diikuti oleh tindakan nyata di lapangan, misalnya penghentian kekerasan atau bantuan kemanusiaan yang bebas hambatan.
- Tuduhan dari Israel dan sekutunya bahwa pengakuan ini menghargai tindakan teror, terutama mengingat Hamas masih memegang sejumlah besar tawanan.
- Kompleksitas hukum internasional tentang apa artinya menjadi negara: batas wilayah, pemerintahan efektif, dan kemampuan melakukan hubungan luar negeri.
8. Dampak Jangka Panjang Pengakuan Inggris kepada Palestina
Keputusan ini diperkirakan akan memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap peta diplomasi global. Dengan Inggris sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, pengakuan ini akan memberikan bobot politik yang lebih besar pada klaim Palestina sebagai negara. Hal ini juga dapat mendorong negara-negara lain yang masih ragu untuk segera mengambil langkah serupa, terutama negara-negara di Eropa dan Asia yang memiliki hubungan erat dengan Inggris.
Selain itu, pengakuan Inggris kepada Palestina juga menempatkan London dalam posisi yang lebih strategis sebagai mediator perdamaian. Jika sebelumnya peran ini lebih banyak dimainkan oleh Amerika Serikat, kini Inggris bisa tampil sebagai alternatif penyeimbang, terutama setelah Washington menunjukkan keberpihakan kuat kepada Israel.
Namun, ada juga risiko bahwa hubungan bilateral InggrisāIsrael akan semakin memburuk, baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Beberapa pengamat menilai bahwa hubungan pertahanan dan perdagangan bisa terdampak jika ketegangan meningkat. Meski begitu, pemerintah Starmer tampaknya siap menanggung risiko tersebut demi menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional.
Pengakuan Inggris kepada Palestina bukan hanya sebuah simbol diplomatik, tetapi juga sinyal kuat bahwa pemerintah Inggris memilih untuk lebih aktif dalam upaya perdamaian IsraelāPalestina.
Pada akhirnya, pengakuan Inggris kepada Palestina menandai pergeseran besar dalam kebijakan luar negeri kerajaan tersebut. Langkah ini akan dikenang sebagai momen ketika Inggris berani mengambil posisi tegas dalam isu yang selama puluhan tahun terjebak dalam kebuntuan diplomasi.
Keputusan pengakuan Inggris kepada Palestina ini belum tentu membawa perdamaian instan, tetapi memberi sinyal kepada dunia bahwa solusi dua negara masih memiliki peluang untuk diwujudkan jika ada kemauan politik yang nyata. Dengan semakin banyak negara bersiap mengikuti jejak Inggris, masa depan Palestina kini berada di persimpangan jalan yang lebih menjanjikan, meskipun penuh tantangan.